Sebenarnya aku memang udah pernah dengar tentang wisata 1000 topeng ini tapi belum pernah berkunjung kesana. Kalau lihat informasinya di internet sih jauh. Pada suatu ketika, ada kompetisi esai foto dan video di instagram yang akhirnya nggak menang haha, dan tiba-tiba berminat pengen ngebahas ini. Untungnya mas bojo mau dibujuk buat nganterin kesana, hehe.

Dua Topeng Raksasa

Lokasi

Memang lokasinya masih di Kota Malang tepatnya di Kecamatan Kedungkandang, Desa Tlogowaru. Perjalanan dari kota Malang cukup jauh yaitu sekitar setengah jam. Belum lagi medannya yang cukup jelek membuat aku sempat kurang yakin dengan informasi di internet. Sebenarnya di google maps sudah muncul kok lokasi kampung topeng ini, jadi mau nggak mau aku percaya aja, hehe. Lebar jalannya pun tidak cukup besar, jadi hanya bisa dilewati dua mobil dengan cukup sempit dan harus minggir-minggir.

Kekurangannya adalah nggak ada papan penunjuk yang jelas mengenai lokasinya. Jadi berasa kita mau offroad ke hutan-hutan. Ternyata emang harus melewati jalanan bebatuan, tanah, hutan, kebun bahkan kuburan. Hehe. Kebayang betapa seramnya. Aku kira aku memang tersesat. Ternyata setelah mengikuti jalan di google maps, akhirnya sampai juga. Itupun aku parkir di depan rumah warga dan masih harus jalan kaki melewati pepohonan tinggi buat masuk ke tempat wisatanya. Untung saja kesana pas siang hari jadi nggak begitu seram-seram amat, hehe.

Kampung Wisata

Wisata 1000 Topeng


Begitu kita masuk ke kampung ini, kita akan ngeliat banyak banget topeng-topeng dipajang di sana. Nggak hanya topeng kecil tapi juga topeng besar. Dua topeng besar yang menjadi ikon kampung wisata ini. Dua topeng raksasa ini adalah sosok Panji Asmoro Bangun dan Dewi Sekartaji.

Dua sosok ini adalah sepasang kekasih dari dua kerajaan besar di Jawa Timur. Sayangnya, Dewi Sekartaji akan dijodohkan dengan pilihan ayahnya dan akhirnya ia pun meninggalkan kerajaan dan pergi ke gunung kemudian menyamar menjadi wanita lain. Ia bertemu dengan Panji Asmoro Bangun yang menyamar jadi kera. Mereka pun jadi akrab hingga akhirnya mereka menunjukkan keaslian mereka. Pada akhirnya mereka pun menikah.

Kampung wisata topeng ini sebenarnya dibuat oleh Pemerintah Kota Malang untuk mengentaskan para gelandangan dan pengemis di Kota Malang. Mereka difasilitasi tempat tinggal dan usaha topeng agar bisa mandiri secara finansial dan tidak menjadi gelandangan dan pengemis lagi.
Rumahnya memang tidak besar, ukurannya mungkin sekitar 3x4 meter tapi setidaknya mereka tidak lagi tidur di latar toko sambil menahan dinginnya udara Malang. Selain itu, mereka juga dibina selama tiga bulan dan diberi modal usaha.


Wisata 1000 Topeng

Kalau mau beli souvenir topeng malangan, tempat wisata ini ada Omah Topeng yang menjual berbagai macam souvenir khas malang seperti gantungan kunci topeng, baju, dan topeng malangan. Kalau mau belajar melukis topeng juga bisa disini tapi waktu ke sana nggak minta sama orang sana jadi cuma lihat-lihat saja.

Di sana ada juga bank BNI mungkin untuk warganya yang ingin membuka usaha dan menabung uang di bank itu. Atau untuk memberi pinjaman modal bagi yang ingin membuka usaha.

Uniknya, setiap rumah juga dicat warna-warni dan ada gambar topeng di setiap rumahnya. Di depan rumah penduduknya juga ada taman mini yang nggak hanya ada tanaman tapi juga topeng-topeng mini. Seorang ibu-ibu yang jadi warga disana bercerita dengan semangat bahwa mereka dulunya sering pindah-pindah di daerah Muharto, Sukun, Gadang.

Ia bercerita dengan ekspresi bahagia. Rasanya pemerintah sudah menyenangkan hati mereka karena mereka nggak lagi hidup gelandangan. Ia juga bercerita kalau sebentar lagi ada permainan-permainan seperti flying fox, dan lain-lain (aku lupa mainan apa aja, hehe).

"Jadi lebih seru, Mbak. Ntar kalau udah jadi, datang kesini aja mbak." Dari ceritanya ia sangat berharap banyak pengunjung yang datang. Tentunya, semakin banyak pengunjung semakin besar yang membeli makanannya.

Wisata 1000 Topeng


Memang, penduduknya ada yang membuka usaha makanan, sepert mie ayam, tempura, bakso. Kalau pas lagi lapar, nggak perlu khawatir karena disana ada yang jual makanan juga. Walaupun nggak banyak, tapi setidaknya bisa menahan lapar, hehe. Selain jualan di depan rumah, ada juga pujasera yang menjual makanan dan minuman. Sayangnya pas kesana pujaseranya tutup jadi nggak tahu makanan yang dijual apa saja.

Di dekat pujasera juga ada toilet untuk pengunjung. Pas lagi asyik lihat-lihat sederetan rumah penduduk, hujan turun. Aku dan suami berteduh di musholla. Karena dikit lagi adzan ashar dan alhamdulillah hujan sudah mereda, akhirnya kami memutuskan pulang saja daripada nanti jalanan becek malah nggak bisa lewat.
Read More
Berhubung kami jarang jalan di kota Surabaya yang sangat padat lalu lintasnya, saya, suami, dan anak mengunjungi tempat wisata yang dekat rumah aja yaitu Suroboyo Carnival Park.

Awalnya saya kira Surabaya Carnival Park ternyata Surabaya-nya pakai huruf 'O'. Jadi Suroboyo Carnival Park.

Taman hiburan malam ini sudah didirikan sejak tahun 2014 dan sebutan lainya adalah Surabaya Carnival Night Market (SCNM). Luasnya sekitar delapan hektar! Bayangkan betapa pegelnya jalan-jalan di taman hiburan itu. Ada sekitar 50 jenis wahana rekreasi yang disediakan seperti Kincir angin (ferrish wheel), roller coaster, Bioskop 360, taman lampion, 3D Art, dan lainnya.


Wahana di Suroboyo Carnival Park

Lokasi

Wahana permainan sebenarnya sangat strategis karena dekat dengan tol Waru menuju Bandara Juanda. Selain dekat tol, wahana ini juga dekat stasiun dan terminal Purabaya (Bungurasih).

Lokasi wahana ini ada di Jalan Ahmad Yani No. 333. Kalau dari pintu keluar bis terminal Bungurasih jalan ke arah bundaran Waru nanti ketemu Mall Cito (City of Tomorrow) ambil ke arah kiri (bukan ke arah surabaya ya tapi ke arah Sidoarjo). Ikuti jalan sepanjang rel kereta, kemudian belok kiri ke arah Jl. Bridgjen Katamso, menyeberangi jalan kereta, belok kiri lagi mengikuti jalan kereta. Sampai melewati bawah jalan tol belok kanan. Tempat wisatanya di sebelah kiri.

Tempat parkir luas

Sampai disana, kami pun bayar tiket parkir motor. Saya lupa waktu itu berapa ya. Kalau nggak 2000 ya 3000. Kalau tempat parkir motor ke pintu masuk harus jalan dulu. Siap-siap pemanasan jalan sebelum masuk wahananya. Kalau parkir mobil sih bisa dekat dengan tempat masuknya. Dan parkirnya luaasss banget.

Harga Tiket Masuk

Suasana malam itu memang sedikit sepi, mungkin karena hari kerja. Ada dua harga tiket masuk di dua tempat berbeda yaitu wahana Suroboyo Carnival dan Kids Play. Harga tiket masuk wahananya 60 ribu per orang sudah masuk hampir semua wahana (weekday) dan 80 ribu per orang (weekend).  Selain itu, kita dapat dua free tiket bermain di area tembak-tembakan.

Sedangkan kalau kids play zone nya sudah tutup lrena hanya sampai jam 4 sore. Tiketnya 50ribu (weekday) dan 60ribu (weekend). Untuk kids play zone mirip play ground anak-anak di mall-mall. Hanya saja lebih beraneka macam permainannya. Kalau masuk ke Kids Play, pendamping cuma dikenakan 35 ribu rupiah. Karena Kids Play nya sudah tutup, ya sudah akhirnya kami beli tiket bermain ke wahananya langsung. Jadi kalau mau ngajak anak bermain di Kids Play lebih baik datang siangan aja.

Wahana Terluas di Surabaya

Begitu masuk pintu loket, kita diarahkan ke Galeri Suroboyo, semacam museum tempo dulu surabaya. Yang ngebahas Surabaya dari awal sampai akhir termasuk masalah perkotaannya. Beberapa informasi menggunakan bahasa Inggris. Jadi kalau mau mengasah skill bahasa Inggris bisa dicoba menerjemahkan artinya, hehe.

Galeri Suroboyo (dok. pribadi)


Setelah keluar dari Galerinya, kita melewati area dolanan tembak-tembakan yang sebenarnya gratis, tapi sayang kita nggak memanfaatkan padahal sudah ada yang nawarin.

Wahana di Suroboyo Carnival Park (dok. pribadi)


Ada panggung karaoke gratis juga loh. Panggungnya besar dan kapasitas penontonnya banyak. Sudah seperti di tempat-tempat konser.

Wahana pertama yang ingin kunaiki adalah ferrish wheel. Soalnya wahana yang paling aman buat ibu hamil insyallah. Hehe. Antrinya pun tidak banyak, paling hanya dua kelompok. Pemandangan dari atas ferrish wheel bikin seneng soalnya kelihatan banget jalan tol dan bangunan-bangunan tinggi Surabaya.

Sebenarnya banyak banget wahana yang pengen kunaiki, termasuk naik coaster dan tornado itu. Sayang lah ibu hamil dilarang naik.

Wahana dan Food Court (Dok. Pribadi)


Dan rasanya muter-muter separuh wahana saja sudah bikin kaki pegel. Ada go-kart juga tapi harus bayar. Lupa tapi bayar berapa. Akhirnya sampai juga di Bioskop 360. Penasaran dengan bioskop ini, aku membayangkan seperti nonton galaksi dsn bintang-bintang dengan posisi kursi yang rebahan. Ternyata berbedaa. Dan menurutku unikk. Sayang nggak difoto karena pencahayaan yang kurang.

Jadi setelah antri, aku, suami dan anak pun masuk. Suasana gelap saat pertama masuk ruangan. Kemudian ada latar kecil dengan pencahayaan seperti foto studio dan ada kamera yang disangga. Aku bertanya-tanya, apa mungkin kita di foto kaya di studio? Bukannya ini bioskop ya? Aku penasaran kira-kira seperti apa wujud bioskop 360 ini.

Ketika petugas datang, sekelompok rombongan dipersilakan mengambil video. Di ujung panggung ada kursi dengan beberapa jumlah bendera yang dipasang di bambu. Mereka pun mengambilnya. Setelah itu mereka disuruh hormat kemudian melambai-lambaikan tongkat bendera itu dengan ekspresi penuh merdeka. Aku ketawa-ketiwi melihat aksi mereka.
Begitu giliran kelompokku dan satu kelompok lainnya, ternyata aku merasakaan kegilaan sama seperti kelompokku sebelumnya. Setelah hormat, kami melompat-lompat kegirangan sambil mengibar-ngibarkan bendera. Apalagi si suami dan anak.  Heboh bener, deh!

Setelah kegilaan kami direkam oleh petugas, kami pun disuruh masuk ke ruang bioskopnya. Pencahayaan yang kurang membuatku harus berhati-hati. Ruangannya tidak begitu besar tapi bentuknya hemisphere atau setengah lingkaran yang menjadi layar utamanya jadi kita bisa melihat video dari depan dan belakang kita seolah-olah kita berada di tengah-tengah film. Tidak ada tempat duduk hanya ada besi-besi penahan badan.
Ternyata dalam bioskop diputar tentang perang melawan tentara Belanda di Surabaya termasuk bangunan-bangunan bersejarah yang masih ada sampai sekarang contohnya Hotel Majapahit yang dulunya bernama hotel Yamato. Seolah-olah kita sedang ikut perang karena berdiri di tengah-tengah gedung. Saat Indonesia merdeka, hasil rekaman yang loncat-loncat tadi diputar ulang ditambah dengan background di lapangan monumen Tugu Surabaya. Nontonnya bikin ketawa-ketiwi. Haha.

Setelah nonton bioskop 360, aku, suami dan anak naik kereta mengelilingi taman lampion dan beberapa wahana.

Bioskop 360, Lampion Garden, dan Kereta (dok. pribadi)

Saat naik kereta itu, aku lihat ada sepeda udara. Jadi kepengen naik. Pintu masuknya harus naik tangga yang lumayan tingggiiii. Dan untungnya nggak ada yang antri. Langsung deh ambil giliran mau naik sepedanya. Eh, ternyata masnya tahu aja kalau lagi hamil (padahal perutku ngga begitu keliatan hehe) dan akhirnya melarangku naik.

Memang setiap wahana selalu ada papan petunjuk mengenai siapa saja yang boleh dan tidak boleh naik. Sebelum naik tangga ke wahana sepeda udara aku nggak nemuin papannya. Yah, sayang sekali. Terpaksa nunggu suami dan anak aja yang main.

Setelah selesai, dengan kaki yang sudah mulai pegel-pegel, kami melewati bangunan bertuliskan 3D art. Wah, kaya di Madame Tussaud, donk! Kami pun masuk. Isinya patung-patung dari tokoh terkenal, salah satunya Einstein. Selain tokoh-tokoh terkenal, yang membuat saya tertarik adalah lukisan-lukisan yang terlihat seperti 3D.

3D Art

Akhirnya usai sudah wisata malam kami. Pulang dengan hati senang walau kaki pegal-pegal.

Read More
Dalam rangka Reuni Universitas Brawijaya (UB), kampus UB tercinta mengadakan rangkaian acara dari tanggal 7-9 Desember 2017. Salah satu yang paling saya tunggu-tunggu, karena saya suka makan, adalah festival kuliner. Dalam festival ini tidak hanya dijual makanan tradisional tapi juga makanan yang diminati anak muda jaman sekarang yaitu makanan Korea.

Saat makan siang, saya, suami, dan anak, mencoba makanan di Festival Kuliner di Universitas Brawijaya (UB). Sehabis sholat jumat langsung cusss lah kita ke kampus. Seperti biasa jalanan di sekitaran Soekarno Hatta ramaiiiii. Melewati keramaian jalanan ditambah matahari yang menyengat membuat saya membayangkan kuliner apakah yang akan dijual.

Eh, karena suami parkir di dekat masjid Raden Fattah yang sudah berubah itu,  jadilah kita masuk lewat belakang stand festival kuliner. Bukan dari depan. Akhirnya memutar lagi. Saat saya masuk, ada tempat berfoto untuk alumni. Karena saya dan suami alumni UB, kami bergantian berfoto di panggung itu. Setelh itu, kami pun mencari pintu depan demi ambil foto sekaligus ambil voucher gratis yang disediakan, haha.

Di stand paling depan ada stand ganti oli dan tune up gratis. Banyak motor berjejer siap untuk diganti oli dan tune up. Keseriusan wajah-wajah anak mesin juga terlihat saat mereka sedang mengganti oli dan tune up motor. Hampir sama lah sama wajah suami yang serius banget kalau ganti oli motor, hehe.

Setelah ambil foto, saya ke stand panitia yang ada di dekat pintu masuk. Ada voucher gratis bagi siapapun yang datang. Tinggal catat nama di daftar yang disediakan panitia dan setiap orang akan dapat satu voucher. Satu voucher hanya bisa ditukar dengan makanan seharga 10ribu. Kalau mau beli makan yang lebih dari sepuluh ribu, tidak perlu pakai voucher tapi pakai uang sendiri, hehe.

Festival Kuliner
Stand Festival Kuliner Reuni Universitas Brawijaya


Ada sekitar 37 stand dalam festival kuliner. Makanan tradisional yang dijual seperti Soto, Cenil, lupis, batagor, siomay, nasi bakar, mie ayam, pecel, roti bakar, seblak, dan lainnya. Makanan Korea yang dijual seperti takoyaki, tteobokki, dan ramyun. Selain itu, ada dijual kebab dan burger juga. Saat matahari lagi terik-teriknya memang enak makan waffle es krim yang juga dijual. Setelah mutar-mutar, saya tertarik sama tteobokki original yang terbuat dari tepung beras itu dan saos gochujang dijual dengan harga 10.000. Suami lebih tertarik dengan es krim yang ditaruh di cup yang bisa dimakan.

Festival Kuliner


Karena porsinya kecil, perut saya yang muat banyak ini rasanya masih kurang, hehe. Akhirnya kami pun beli Soto Kudus. Harganya juga sama 10.000. Rasa Soto Kudus ini 'menurut saya' sudah disesuaikan dengan lidah Jawa Timur alias tidak terlalu manis seperti aslinya. Oh, dan ternyata ibunya baru kehilangan suaminya, yang berasal dari Kudus, sehingga ia berusaha bangkit lagi dengan jualan Soto Kudus. Huks.

Di stand ini tidak hanya menjual makanan, tapi juga ada kaos, sandal outdoor, kopi dan oleh-oleh seperti kripik-kripik kota Malang yang jadi binaan LPPM UB.

Voucher Gratis Festival Kuliner


Para pecinta kopi bisa membeli kopi lokal yang ada di stand festival ini. Salah satunya kopi Dampit yang sudah cukup terkenal karena menjadi daerah penghasil kopi robusta terbaik di dunia. Sebesar 90 % kopi robusta Dampit diekspor ke luar negeri. Apalagi kopinya sudah mendapat sertifikat 4C yang dikeluarkan asosiasi industri kopi dunia yang berpusat di Bonn, Jerman.



Setelah kenyang makan soto Kudus dan teh botol Sosro, kami pun pulang. Oiya, di festival ini minuman yang dijual teh botol sosro dan kopi aja ya.
Read More
Halo Para Alumni Brawijaya!

Ada yang kangen dengan kota Malang? Kota berhawa sejuk dengan makanannya yang enak-enak! Apalagi Malang dan sekitarnya sudah mulai berkembang loh pariwisatanya. Yakin nggak pengen ke Malang?

Apalagi minggu ini ada Reuni Akbar, loh! Udah pada tahu, kan? Berbeda dengan tahun sebelumnya yang diselenggarakan di Jakarta, kali ini reuni akbar Universitas Brawijaya diselenggarakan di kampus kita tercinta!
Biar bikin baper aja buat alumni-alumni yang dulu punya kenangan di kota Malang tercinta, terutama di kampus kita, hehe. Termasuk saya juga, ahahay!

Karena baper itu sebagian dari reuni, ya!
Universitas Brawijaya
Alumni Brawijaya #NgalupNgalam (Sumber instagr



Reuni yang mengambil tema #NgalupNgalam ini juga bakal dihadiri oleh Putri Violla juga loh, seorang aremanita sekaligus Alumni Hukum Brawijaya yang saat ini jadi reporter dan presenter di TvOne.

Reuni Akbar 2017 ini diselenggarakan selama tiga hari yaitu tanggal 7 - 9 Desember 2017. Selain melepas kerinduan saat #NgalupNgalam, acara ini juga dipersembahkan #BrawijayaUntukIndonesia.

Acara reuni tidak hanya mempertemukan para alumni saja tapi juga bisa memberi manfaat bagi almamater dan masyarakat.

ACARA UNTUK ALUMNI

- Buku perjalanan alumni Brawijaya

Tujuannya agar terkumpulnya informasi mengenai alumni UB (alamat, telepon, pekerjaan) dalam bentuk buku ringkas dan mudah dibawa. Bentuknya bisa berupa buku, CD dan PDF file. Sponsor dan donatur bisa menampilkan logonya pada cover CD.


- Lomba Band

Panitia mengajak alumni dan mahasiswa yang memiliki skill dalam bidang musik untuk memeriahkan acara reuni dengan mengikuti lomba band ini.
Finalis lomba band juga diberikan kesempatan untuk tampil dalam acara puncak keakraban alumni sekaligus diumumkan hasil kompetisi.
Parade band ini dimulai pukul 13.00 sampai 16.30 WIB hari sabtu 9 Desember 2017.


- ABG Goes to Ngalam (Golf Charity Game)

Karena Brawijaya punya Golf Club, alumni Brawijaya yang hobi dengan olahraga ini bisa mengikuti mini turnamen golf yang diselenggarakan di Araya Golf Club tanggal 9 Desember 2017 jam 7 pagi sampai selesai.

- Family Gathering dan Funbike/Funwalk

Kegiatan lain yang tidak kalah menyenangkan adalah jalan sehat (funwalk) dan bersepeda bersama (funbike) di sekitar kampus.
Untuk Funbike diadakan tanggal 9 Desember 2017 mulai pukul 6 pagi dari Kampus 1 Brawijaya ke Kampus 2 Brawijaya kembali lagi ke Kampus 1 Brawijaya. Kalau Funwalk ini diselenggarakan pada hari Minggu tanggal 10 Desember 2017 bersama jalan sehat Panitia Dies Natalis ke 55 UB.

Doorprize jalan santainya juga dimeriahkan oleh Cak Lontong loh! Hadiah utamanya itu Umroh! wah, siapa yang nggak kepengen! Ayukk, ikutan!





- Acara keakraban alumni

Sampai hari ini ada 1146 alumni yang sudah mendaftar untuk mengikuti Reuni Akbar. Tentu saja selain alumni, mereka juga membawa keluarga. Betapa ramainya acara ini nanti apalagi saat Malam Keakraban Alumni tanggal 9 Desember 2017 di gedung Samantha Krida yang dimulai dari jam 6 sore.

ACARA UNTUK ALMAMATER

- Kuliah Umum dan Dialog Alumni

Kuliah umum ini diberikan alumni untuk mahasiswa tentang pengalaman meniti karir dalam dunia profesi atau kewirausahaan. Jadwalnya dari November hingga Desember 2017. Materinya terkait kewirausahaan; sukses mencari kerja dan pengembangan karir; hukum dan politik; bisnis, ekonomi, dan keuangan; serta teknologi. Bagi sponsor diperbolehkan mendistribusikan produknya saat acara berlangsung.

- Rembug Nasional

Tujuan kegiatan ini adalah memfokuskan pada kiprah dan formulasi alumni untuk memberikan sumbangsih kepada bangsa ini termasuk sumbangan pemikiran dan usulan kebijakan pada kondisi sekarang.

- Beasiswa Brawijaya dan Brawijaya Seed Fund

Selama ini Beasiswa Brawijaya sudah dilakukan, maka dibentuknya Brawijaya Seed Fund untuk mendorong tumbuhnya entrepreneurship di kalangan civitas UB dengan memberi pinjaman bergulir modal, bantuan pendampingan, dukungan akses dan jaringan. Dana ini dibentuk dari sumbangan, sponsorship, bantuan alumni maupun sisa dana kegiatan reuni.

Untuk beasiswa alumni selengkapnya bisa dilihat dalam tautan ini.

ACARA UNTUK MASYARAKAT

- Pengobatan Umum Masyarakat

Fakultas Kedokteran dan beberapa sponsorship kesehatan mengadakan pengobatan masyarakat di sekitar kampus dan wilayah terpilih. Pengobatan untuk masyarakat di wilayah terpilih direncanakan di Poncokusumo, Kabupaten Malang pada tanggal 7 Desember 2017.



- Donor Darah

Tidak hanya bermanfaat bagi tubuh pendoro tapi juga penerima donor karena menyelamatkan banyak nyawa. Donor darah ini diadakan hari Jumat tanggal 8 Desember 2017 di area Gedung Samantha Krida.



- Ganti Oli dan Tune Up Motor Gratis

Untuk meningkatkan performa kendaraan, maka di acara ini juga ada ganti oli dan tune up motor gratis. Lumayan kan buat mahasiswa nggak perlu ke bengkel buat ganti oli dan tune up motor. Stand ini ada di bagian depan pintu masuk stand sebelah Rumah Pintar UB.

Ada 800 motor yang bisa ganti oli dan tune up gratis pada tanggal 7 Desember 2017. Sedangkan besoknya, tanggal 8 Desember 2017, ada 700 motor ganti oli dan tune up gratis.

- Festival Kuliner Legendaris Malang

Tentunya tidak perlu khawatir kelaparan di tengah acara karena dalam rangkaian acara Reuni UB ada sekitar 35 stand yang menjual kuliner legendaris yang berasal dari berbagai daerah termasuk juga oleh-oleh Khas Malang. Jadi alumni tidak perlu repot-repot membeli oleh-oleh karena di stand festival ini juga tersedia. Festival kuliner ini diikuti oleh 15 UMKM.

Untuk alumni, mahasiswa, karyawan atau masyarakat umum, ada voucher gratis juga, loh, sekitar 500 voucher. Ada juga yang voucher berbayar jadi harus beli ke panitia yang berjaga di stand-stand. Voucher ini per 10.000. Untuk minuman yang dijual di festival ini terbatas hanya teh Sosro dan kopi. Kopi ini dijual agar dapat memfasilitasi petani kopi di Malang Raya.
Festival kuliner ini diadakan dari kamis sampai sabtu tanggal 7-9 Desember 2017.


Mau jadi sponsorship? 


Bagi pemberi sponsor, acara ini bisa menjadi ajang media promosi produk sponsor karena akan dihadiri para alumni. Pihak sponsor berhak mempromosikan produknya dengan mencantumkan nama, logo perusahaan dalam poster/flyer/media lainnya.
Info lebih lengkap mengenai paket sponsorship dan fasilitas yang diperoleh dapat silihat dalam tautan ini

Mau ikutan? Daftar aja!



Kalau para alumni mau datang ke acara ini bisa daftar ke www.reuniub.com bahkan bisa kepoin alumni yang datang siapa aja loh. Coba klik tautan di atas terus pilih menu registrasi.


Read More

Follower