Tampilkan postingan dengan label Internet Provider. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Internet Provider. Tampilkan semua postingan
Aku percaya sesederhana apapun informasi bisa sangat bermanfaat bagi orang lain. Bagi sebagian orang, membagikan cara mengupas kentang di sosial media adalah hal tak penting tapi bagi seorang gadis yang baru menikah dan belum pernah memegang pisau, mungkin saja itu sangat bermanfaat bagi kehidupannya.



Konten yang bermanfaat

Aku menjadi salah satu orang, seorang anak dan seorang ibu, yang sangat membutuhkan pelajaran pengalaman dari orang lain. Sesederhana bagaimana membuat MPASI anak 6 bulan, atau bahkan mencari tahu bagaimana jika bayi terserang batuk pilek.

Hal itulah yang akhirnya mendorongku untuk menuliskan kisahku sendiri lewat sosial media sejak tahun 2008.

Awalnya, aku mengenal Friendster, media sosial yang hampir mirip dengan Facebook. Dulu, aku hanya mempublikasi bagaimana hari-hariku saat itu. Yang awalnya curhat di buku harian, semenjak mengenal sosmed, aku pun curhat di sosmed. Sebenarnya aku tidak rutin curhat di Friendster. Bagiku, zaman itu, sangat aneh sekali memposting segala sesuatu dalam kehidupan pribadi kita di media sosial.

Justru setelah Facebook booming, aku lebih sering beraktivitas di sana. Berjumpa dengan teman lama, posting foto dan juga membuat status tak penting. Lama kelamaan, aku berpikir untuk apa aku share tentang kehidupanku kalau tidak bermakna bagi orang lain? Akhirnya, aku mulai membuat blog.

Blog yang belum berdomain TLD itu hanya untuk memposting tugas kuliah yang aku kerjakan, materi kuliah dari buku, atau hanya mengenang masa perkuliahanku. Semakin lama semakin berkembang, aku mengisahkan banyak hal di sana. Apa pun pesan perjalanan yang aku dapat dalam hidup, aku posting di blog. Harapannya, blogku bisa membantu orang lain. Entah apa pun itu. Sesederhana saja pikiranku saat itu.





Mulai dari tempat wisata, ilmu yang aku dapatkan, setelah menikah, aku juga memposting tentang sakit anak yang mungkin bisa membantu ibu-ibu lain yang bingung sepertiku saat anak sakit.

Bahkan saat aku dan suami hampir mengalami penipuan, aku pun menuliskannya di blog. Ternyata dari cerita sederhana itu, banyak yang mengomentari blog, mengirimiku pesan, bahkan tak segan bertanya di sosmed. Banyak yang mengalami hal serupa. Dan mereka ingin tahu bagaimana agar uang bisa kembali. Karena banyak pertanyaan membludak yang aku tak sanggup membalasnya satu persatu. Akhirnya aku memperbarui tulisan tentang penipuan dan menjawab pertanyaan yang masih membingungkan mereka.



Aku sadar bahwa konten sederhana pun bisa sangat bermanfaat untuk orang lain. Dan itu benar-benar membuat ketagihan apalagi jika ada yang like atau subcribe.

Setelah itu, aku mulai merambah Youtube. Bagiku, blog dan Youtube ini menjadi paket komplit. Selain menuliskan dalam bentuk kata-kata, pembaca juga bisa melihat visualisasinya melalui Youtube. Karena baru belajar, aku tak begitu paham bagaimana menambah subscriber atau view. Yang kupikirkan saat itu adalah aku harus berbagi pada orang lain dan aku ingin menyimpannya dalam bentuk digital.

Kreator Konten Dapat Cuan

Pasti banyak yang dengar konten kreator itu cuannya. Sesungguhnya semua itu perlu usaha. Tak instan. Sampai saat ini blogku sudah memiliki banyak artikel yang alhamdulillah sudah bisa menghasilkan uang. Sedangkan Youtube belum menjadi sumber cuan karena belum memenuhi syarat. Meskipun begitu, aku senang bisa menjadi kreator konten di Youtube.

Sebagai ibu rumah tangga, penting juga loh untuk latihan berbicara di depan kamera biar tidak kagok. Dan Youtube ini bisa menjadi media yang pas.

Konten yang Menuai Prestasi

Dari menulis konten di blog, aku telah menuai prestasi. Tak banyak sih tapi aku sudah cukup bahagia. Dan tidak muluk-muluk. Kontenku bisa memberi manfaat atau inspirasi atau jawaban bagi setiap orang yang membutuhkan.



Ada satu kebahagiaan yang aku sadari sesaat membuat video di Youtube.

Yaitu soal kebanggaan. Mungkin bisa disebut sebagai prestasi juga ya.

Aku merasa kebanggaan ini yang akhirnya membuatku semakin cinta tanah air Indonesia, meski penuh dengan beragam polemik di dalamnya.

Aku paling suka mengabadikan momen-momen perjalananku. Aku sadar, bahwa memori otak dan hapeku tidak banyak. Makanya, perjalanan yang aku rekam di kamera maupun otak diunggah dalam blog atau Youtube.

Terbukti, suatu ketika aku lupa akan suatu hal, akhirnya aku membuka lagi catatanku dalam blog.

Alasan lainnya, untuk menjadi Youtuber pun memori hapeku terbatas. Kuota pun tidak banyak. Bisa-bisa kuotaku habis dalam beberapa hari.

Biasanya aku akan mengedit video di rumahku di Sidoarjo, dan video yang akan aku upload ke Youtube, aku memakai jaringan internet provider, IndiHome di rumah mertua. Kebetulan dulu saat pasang di rumah mertua, hanya IndiHome dari Telkom Indonesia yang bisa akses masuk ke perumahan dan harganya lebih murah, apalagi di rumah banyak yang perlu internet. Dan mertua sudah langganan IndiHome hampir 10 tahun.



Kalau pakai jaringan IndiHome, aku nggak pakai mikir kuota cepat habis atau lemot sebab jaringan IndiHome terkenal cepat dan stabil. Upload video banyak pun tak masalah. Selama di rumah mertua, aku jadi lebih produktif karena aku bisa share konten video di Youtube tanpa batas, aku bisa unggah videoku ke dalam ruang penyimpanan digital (storage) jadi tidak membebani ponselku.

Aku pun jadi bisa bebas ambil konten video di mana aja. Semangat berkonten ria bersama IndiHome!

Read More
Entah mengapa bangunan bersejarah atau museum menjadi daya tarik sendiri bagiku. Seolah banyak rahasia juga saksi bisu di dalamnya tentang sebuah perjuangan, harapan, kebahagiaan atau duka. Tak banyak pula yang hadir menyaksikan bangunan bersejarah dan yang memiliki sarat budaya itu. Bagiku, itu tak pernah membosankan dan selalu menyenangkan. Aku seperti tersihir masuk ke dalam cerita masa lalu atau ikut menjadi bagian dari budaya itu.

Naik kereta Ambarawa
Naik Kereta Zaman Dulu di Museum Kereta Api Ambarawa (dok. Pribadi)


Beberapa kali aku mengunjungi museum di Indonesia dan juga tempat wisata budaya yang sarat nilai historis, dan itu mengundang decak kagum bagiku.

Benar mungkin apa yang dikatakan Pramoedya Ananta Toer. Jangan sampai kita terasing di negara sendiri hanya karena kita tak paham dengan sejarah bangsa kita.
Kalau orang tak tahu sejarah bangsanya sendiri -tanah airnya sendiri- gampang jadi asing di antara bangsa sendiri. (-Pramoedya Ananta Noer-)

Dan, mengunjungi tempat wisata budaya dan sejarah tersebut yang membuat kita mengenal bangsa kita sendiri. Tak hanya nostalgia semata, banyak pelajaran yang kita ambil dari wisata sejarah atau budaya yang dikunjungi.

Kekaguman akan Indonesia Bertambah Saat Menjadi Konten Kreator Wisata Budaya dan Sejarah


Sebelum aku menulis ulasan di blog tentang tempat wisata budaya atau sejarah, aku terbiasa mencari informasi pelengkap tentang tempat itu melalui internet provider yang lancar. Menurutku, ini salah satu cara untuk mengetahui sejarah masa lalu.

Biasanya aku selalu mengabadikan kunjunganku itu lewat kamera ponsel. Tak hanya dalam bentuk video tetapi juga dalam bentuk foto. Ketika kakiku sudah melangkah dari pintu keluar tempat wisata bersejarah dan budaya itu, aku merasa kotak pengetahuanku bertambah. Kekagumanku akan Indonesia bertambah. 

Apa saja yang membuatku kagum selama menjadi Konten Kreator Wisata Budaya dan Sejarah?

Sebelum jadi konten wisata sejarah dan budaya, aku selalu lupa kalau kita, tinggal di negara -yang dulunya- adalah bangsa yang besar. Yang pernah menguasai dunia dengan prajuritnya yang gagah berani dan penuh strategi. 

Pelajaran pengetahuan sosial masa seragam putih biru gelap mungkin tidak terlalu aku ingat. Saat menjadi konten kreator wisata budaya dan sejarah mengingatkanku kembali pada pelajaran yang pernah kudapatkan dan menyadarkanku akan kebesaran bangsa ini di zaman dulu.

Pasukan Indonesia yang Mendunia

Aku pernah menuliskan Pasukan Garuda yang bertugas hingga ke Afrika di blog pribadiku tahun 2015 ketika aku masih tinggal di Malang bersama mertua.

Awal masuk, langsung disuguhkan dengan daerah tugas pasukan Garuda yang terkenal sampai mancanegara bahkan sampai Afrika. Membayangkan betapa hebatnya pasukan Indonesia dulu.

Kalian pasti sudah tahu, kan, siapa itu Pasukan Garuda?

Ya. Pasukan Garuda itu adalah pasukan Tentara Nasional Indonesia yang dibentuk tahun 1957 dan ditugaskan untuk menjaga perdamaian di negara lain. Beberapa kali Pasukan Garuda menjadi penjaga perdamaian antara dua pihak yang sedang berkonflik.

Dari kunjungan ke Museum Brawijaya pula, aku menyimpulkan dari sebuah lukisan, bahwa di zaman dulu, moda transportasi pun sudah terintegrasi. Maksudnya, ketika kita ingin pergi ke daerah tertentu, setelah menggunakan kapal, kita sudah terhubung dengan moda transportasi lain seperti kereta yang ada di pelabuhan itu. Kita tidak perlu pusing mencari transportasi lain menuju daerah yang kita tuju, sebab moda transportasi sudah terintegrasi.

Kereta listrik pertama di Indonesia sudah ada sejak tahun 1925

Ketika mengunjungi Museum Kereta Ambarawa, pertama kalinya aku melihat lokomotif kereta uap zaman dulu secara langsung. Dari museum pula, aku jadi tahu bahwa kereta listrik pertama di Indonesia sudah ada sejak tahun 1925. Kalau nggak baca poster di museum kereta itu, aku mungkin nggak akan tahu tentang itu.

Kereta api ambarawa
Baru tahu kereta listrik pertama saat baca poster di Museum Kereta Api Ambarawa, kemana aja! (dok. Pribadi)

Indonesia punya museum keren

Museum lainnya yang juga membuatku terpesona adalah Museum de Tjolomadoe. Tak hanya desain bangunan eks-pabrik gula yang direvitalisasi tapi juga pemanfaatan teknologi di ruang-ruang pamer museum. Kunjungan museum jadi tidak membosankan. Aku bisa betah berlama-lama di sana sampai kaki pegal hanya untuk membaca poster yang ditempel di dinding. Pengetahuan yang disampaikan juga dapat. 

Ruang pamer di Museum de Tjolomadoe, nggak bosenin banget kan! (dok. Pribadi)


Sayangnya, bagi sebagian orang, membaca banyak tulisan membuat pening apalagi kalau mereka habis perjalanan jauh dan berminat mengunjungi Museum De Tjolomadoe karena bangunannya yang megah. Tapi, dengan media penyampaian yang sangat sophisticated, pengunjung bisa tetap mendapat ilmunya.

Satu pesawat yang sukses bisa terbang setelah tidak bisa diperbaiki

Saat pergi ke museum Dirgantara Yogya, aku kagum pada salah satu pesawat yang dipamerkan. Pesawat itu dibuat oleh orang Amerika. Sayangnya, pesawat itu selalu gagal terbang bahkan ada yang meninggal. Akhirnya, pesawat tersebut diperbaiki oleh orang Indonesia dan ternyata pesawat itu bisa terbang! Wah, mekanik pesawat Indonesia memang keren!

Pesawat yang berhasil diperbaiki (dok. Pribadi)

Bangunan yang dirancang oleh bangsa Indonesia tak kalah keren

Sampailah aku pada sebuah animasi Taman Sari Yogyakarta yang membuatku memuji desain arsitekturnya. Di masa itu, saat bangunan rumah masih seadanya, tapi arsitek K. P. H. Notokusumo sudah merancang jalan terowongan menuju Pulo Kenanga. Dari atas Pulo Kenongo, kita bisa melihat kolam air yang luas. Sekarang, kolam itu sudah dipenuhi dengan rumah abdi dalem. Dan bangunan Pulo Kenanga sudah tinggal puing.


Taman sari yogya
Terowongan yang menghubungkan Pulo Kenongo (dok. Pribadi)


Sebenarnya masih banyak lagi kebanggaan terhadap bangsa Indonesia ketika kita menjadikan wisata sejarah dan budaya sebagai konten di media sosial. Dan semua tergantung pada seberapa banyak wisata sejarah dan budaya yang dikunjungi.

Jangan Jadi Terasing di Negara Sendiri

Dari kunjungan itu, aku mempublikasikan tempat wisata sejarah dan budaya di sosial media karena aku ingin semua orang tahu bahwa wisata museum dan budaya itu MENARIK DAN HARUS DIKUNJUNGI. 

Aku juga tidak ingin masyarakat Indonesia tidak memiliki pengetahuan sejarah sama sekali tentang negaranya. 

Dengan paham sejarah bangsa sendiri, kamu tidak akan merasa asing di negara sendiri. Kamu bisa memetik hikmah dari perjalanan historis.

Jangan sampai budaya luar yang masuk membuat kita tidak mengenal bangsa kita sendiri, malah lebih mengenal sejarah dan budaya bangsa lain. 

Belajar melalui museum ataupun konten-konten yang membahas tempat wisata budaya dan sejarah membuat kita tidak merasa terasa asing di negeri sendiri.

Aku yakin sekecil apa pun informasi diperoleh bisa saja bermanfaat bagi orang lain. Kita juga tidak akan pernah tahu mana informasi kita yang dibutuhkan orang. Bisa saja untuk bahan skripsi, thesis, disertasi, tugas sekolah, atau bahkan untuk riset bahan fiksi maupun nonfiksi. Banyak hal yang bisa menjadi sumber informasi orang lain.

Itulah mengapa aku sangat senang ketika harus membuat konten tulisan tentang sejarah dan budaya. Selain menambah pengetahuanku, kekagumanku bertambah.

Pakai Internet Provider Apa Saat Ngonten Wisata Sejarah dan Budaya?

Saat akan posting video di Youtube atau menulis di blog, aku biasanya menggunakan internet IndiHome di rumah mertua di Malang karena beliau memasang IndiHome yang waktu itu hanya IndiHome yang murah yang ada di perumahan mertua.

IndiHome, Fiber optik
IndiHome (dok. Pribadi)


IndiHome adalah internet provider dari Telkom Indonesia yang tak hanya melayani jaringan internet lancar, cepat dan stabil, tetapi juga layanan Cloud Storage, telepon rumah, tivi kabel, layanan streaming dan lain sebagainya.

Berkat IndiHome, aktivitas tanpa batasku untuk membuat konten wisata sejarah dan budaya tak terkendala apa pun. 



Jangan lupa follow channel Youtube-ku ya! Semoga saja aku bisa menularkan virus cinta tanah air melalui konten wisata sejarah dan budaya yang aku tulis di blog dan unggah di Youtube pada masyarakat luas. Agar kalian semakin bangga dan cinta pada negeri yang luar biasa ini. ;)


Bahan tulisan diperkuat dari referensi :
https://id.m.wikipedia.org/wiki/Kontingen_Garuda
https://www.liputan6.com/amp/5044729/potret-antiknya-lokomotif-listrik-pertama-dan-kereta-bersejarah-di-hut-ke-77-ri
https://id.m.wikipedia.org/wiki/Taman_Sari_Yogyakarta

Read More
Previous PostPostingan Lama Beranda

Follower