Bagi kalian yang pernah ke Kediri dari Malang lewat kota Batu pasti melewati daerah dataran tinggi yang dingin dengan jalan berkelok-kelok. Daerah itu adalah Pujon. Salah satu kecamatan di Kabupaten Malang yang terkenal dengan produksi susu sapi SAE Pujon.

Di kecamatan Pujon ini ada obyek wisata baru yang sangat menarik untuk di kunjungi. Obyek wisata itu adalah Cafe Sawah Pujon Kidul. Lokasinya ada di kelurahan Pujon Kidul. Selama ini, saya hanya lihat di postingan teman-teman tentang lokasi ini. Menarik banget emang. Lah, tapi di Pujon Kidul? Kebayang harus melewati jalan berbelok-belok dulu.

Eh, akhirnya kesampaian. Mertua mengajak saya dan saudara-saudara jalan-jalan ke Cafe Sawah di Pujon Kidul. Karena kami keluarga besar jadi kami membawa dua mobil sedan. Kami berangkat sebelum dzuhur.

Akses

Kami kebayang karena weekend daerah Soekarno Hatta-Dinoyo-Dau akan macet, akhirnya kami lewat belakangnya kampus UMM. Walaupun jalannya sempit tapi nggak macet. Setelah ketemu pertigaan, belok kiri tembus jalan besar. Nanti ketemunya pertigaan yang ada pos polisi itu. Kami pun belok kanan.

Karena adzan dzuhur tiba, kami sholat dulu di masjid besar sebelah kiri jalan. Setelah itu kami melanjutkan perjalanan lagi. Jalannya sama seperti ke arah Coban Rondo tapi kita ambil jalan yang lurus yang ada spanduk bertuliskan Cafe Sawah Pujon Kidul. Selain Cafe Sawah, ada juga obyek wisata Air Terjun Sumber Pitu tapi kami nggak ke sana mengingat sudah terlalu siang. Jadi kalau mau mengunjungi Air Terjun Sumber Pitu mending pagi-pagi berangkatnya.

Kami masuk ke wilayah pedesaan yang tenang. Jalannya pun tidak terlalu bagus untuk tujuan obyek wisata yang sudah terkenal. Kami sering berpapasan dengan mobil-mobil yang kemungkinan sudah berkunjung ke Cafe Sawah. Sayangnya, kalau kesini nggak bisa naik bus karena jalannya yang sempit. Tidak perlu khawatir tersesat karena ada penunjuk jalannya menuju Cafe Sawah.

Tiket

Perjalanan dari depan gerbang yang bertuliskan spanduk tadi sekitar 15 menit. Sesampainya disana, kami melewati loket dengan membayar tiket delapan ribu per orang ditambah biaya parkir mobil. Tiket ini menggunakan sistem voucher. Jadi setiap belanja di area Cafe Sawah dengan menggunakan tiket ini akan dipotong lima ribu rupiah. Hem.. jadi sebenarnya harga tiket masuk tiga ribu saja. Hanya saja voucher lima ribu rupiah tadi memang jatah untuk penjual-penjual yang ada di dalam area Cafe Sawah.

Parkir

Area parkirnya masih berupa tanah dengan pemandangan pegunungan yang menyenangkan. Tempat parkirnya dibatasi oleh kebun sayur-sayuran. Di tempat parkir juga ada kamar mandinya. Parkir yang disediakan pun cukup luas untuk parkir mobil. Pemandangan pegunungan yang indah dari tempat parkir membuat saya berhenti sejenak untuk mengambil foto-foto.



Fasilitas

Warung oleh-oleh

Walaupun udara sejuk, matahari terik membuatku membawa payung biar si bayi nggak kepanasan. Kami pun menyusuri jalan menuju ikon-nya Cafe Sawah. Banyak warung-warung di pinggir jalan yang menjual buah-buahan juga sayur-sayuran segar yang bisa dijadikan oleh-oleh dari Pujon Kidul. Ada juga yang berjualan bakso, tahu crispy, susu sapi, rujak manis, pakaian bertuliskan Cafe Sawah.

Cafe Sawah



Akhirnya kami tiba di Cafe Sawah, saya memang penasaran dengan obyek wisata kuliner yang dipadukan dengan panorama alam ini. Kami memasuki ruang makan dengan tembok permanen yang menjual banyak makanan seperti bakso, nasi campur, dan juga minuman botolan. Dari ruang makan ini, pengunjung bisa melihat pemandangan Cafe Sawah yang unik dan tradisional. Panas matahari siang hari tak menyurutkan semangat pengunjung untuk berfoto-foto. Ada kolam-kolam ikan. Ada gazebo-gazebo kecil atau gazebo yang lebih panjang untuk tempat makan-makan dengan pemandangan sawah di depan mata. Gazebo-gazebo itu diberi jomor-nomor yang berfungsi untuk memesan minuman.

Jadi harus ingat nomor gazebonya ya.

Titik foto yang menjadi rebutan pengunjung adalah spot foto bertuliskan Wisata Pujon Kidul. Baru juga turun ke gazebo-gazebonya, perut ini sudah lapar dan tenggorokan mulai haus.

Saya dan adik ipar saya pun segera memesan makanan dan minuman. Sayangnya tidak ada pelayan yang datang di tiap gazebo untuk mencatat pesanan. Jadi kami harus datang ke stand makanan dan minuman. Stand ini berupa bangunan yang semi permanen yang terbuat dari bambu-bambu dan kayu. Karena kami melewati stand penjual minuman, jadi kami mampir dulu.

Menu yang dijual cukup beragam seperti jus buah, susu murni, kopi, teh, jahe, atau susu jahe. Penjualnya benar-benar sibuk karena banyaknya yang pesan minuman dari stand makanan. Dia melayani kami sambil memegang handie-talkie (HT) dan berbicara dengan seseorang. Jangan lupa voucher yang kita beli di loket bisa ditukarkan saat membeli minuman. Pesanan minumannya nanti diantar pegawainya. Harganya sekitar 8.000-15.000an rupiah.

Setelah itu, kami memesan makanan yang ada di stand berbeda. Pemesanan makanan pun harus datang langsung ke ruang prasmanannya. Saya mengambil piring rotan yang sudah diberi kertas makanan.

Jangan bayangkan menu makanan yang dijual seperti di cafe-cafe modern. Menu yang dijual tidak jauh seperti makanan tradisional Jawa. Menu yang disediakan seperti nasi jagung, nasi putih, sayur sop, ayam crispy, tahu, tempe, lodeh, kare, urap-urap, telor bacem. Harga sesuai dengan apa yang kita ambil. Rata-rata 10.000-20.000an rupiah. Kasirnya pun menghitung makanan yang kita ambil. Kalau mau pesan minuman juga bisa di kasirnya. Sesekali dia berbicara di HT menyebutkan pesanan-pesanan minuman pengunjung. Ternyata penjual minuman tadi berbicara dengan si kasir ini.



Kami pun menuju gazebo kami yang ada di atas. Memang lebih baik memilih gazebo yang dekat penjual makanan saja biar nggak naik turun dan nggak capek.

Setelah makan dengan lahap, kami pun berfoto-foto di spot foto terdekat. Mengingat kalau harus turun lagi ke bawah dan naik lagi di siang bolong saat itu, rasanya nggak kuat dan bisa-bisa lapar lagi.

Arena Main ATV

Setelah puas menikmati sajian makanan dan minuman di Cafe Sawah, kami menuju ke arena main ATV. Anak-anak sangat excited sekali bermain motor ATV ini. Harganya 50.000 untuk dua kali putaran (saya agak lupa berapa putaran). Karena kami banyak orang jadi sempat dikasih bonus sekali putaran, hehe.

Arena Berkuda

Setelah itu, kami menuju ke arena berkuda walaupun kudanya dikendalikan bisr nggak lari, hehe. Harusnya untuk masuk ke arena berkuda ini aksesnya dari pintu depan dimana setiap orang harus bayar uang masuk 5.000 rupiah karena ada tempat makannya juga. Tapi karena kami nggak tahu, kami masuk aja lewat belakang dan bayar kudanya sekitar 50.000 rupiah untuk satu kali putaran satu orang. Walaupun satu kuda dua orang jadinya harga dua orang.

Gardu Pandang

Di arena berkuda ada juga gardu pandang yang bisa melihat sekitar Cafe Sawah dari kejauhan. Sayangnya saya nggak naik gardu pandang itu karena merasa sudah sangat capek (maklum semakin tua, wkwkwk).

Jasa Pijat

Di dekat gardu pandang banyak stand-stand penjual makanan minuman ringan dan stand jasa pijat.


Toilet

Di obyek wisata Cafe Sawah ini juga disediakan toilet dekat ruang makan yang dinding permanen itu. Di beberapa warung juga disediakan toilet walaupun berbayar.

Tempat Bermain Anak

Saat kami menuju jalan pulang, aku melewati stand penjual es krim. Akhirnya aku mampir dulu. Di dekatnya juga ada arena bermain anak sederhana. Ada perosotan, mandi bola, dan panjat yang menggunakan tali itu. Kalau tidak salah masuknya 15.000 per jam.

Jam Buka

Karena sudah mulai sore dan kami pun sudah capek, akhirnya kami pulang. Saat pulang kami masih berpapasan dengan mobil-mobil yang baru datang. Katanya kalau saat matahari terbenam, Cafe nya terlihat romantis karena senja dan sendu bercampur jadi satu. Ciyehh.

Jam buka Cafe Sawah ini dari jam 08.00-19.00 weekday, jam 08.00-22.00 weekend.

Saya pun memilih memejamkan mata saat perjalanan pulang karena saking capeknyaaa.. Sepertinya memang kurang olahraga, hehe.


Read More
Sebagai manusia yang memiliki banyak kebutuhan, kita mengkonsumsi berbagai macam kebutuhan baik primer, sekunder maupun tersier. Kita seharusnya bisa mendahulukan kebutuhan primer dibanding kebutuhan sekunder ataupun tersier.  Sayangnya, banyaknya promo justru membuat kita tidak lagi mendahulukan kebutuhan primer tapi terkadang kita terjebak untuk membeli yang bukan menjadi kebutuhan mendesak.

Perilaku ini sangat mendorong kita menjadi budaya konsumtif. Yaitu keinginan mengkonsumsi suatu barang secara berlebihan dan terkesan boros (menghambur-hamburkan uang). Bahkan di masa modern ini, membeli suatu barang atas dasar pengakuan atau penghargaan dalam masyarakat jadi bukan berdasar kebutuhan yang mendesak. Budaya konsumtif ini dipengaruhi oleh gaya hidup pribadi (Pratiwi, Galih Eka, 2014).
Kita harus menjadi konsumen cerdas agar tidak terjebak dalam budaya konsumtif yang suka menghambur-hamburkan uang.

Apalagi saat ini semakin maraknya situs-situs belanja online yang meningkatkan budaya konsumtif seseorang. Dengan teknologi yang serba canggih dan kemudahan akses internet, kita bisa membeli barang yang kita inginkan, mungkin juga yang dibutuhkan, di situs online tanpa harus capek-capek keluar rumah. Kita tinggal transfer melalui mobile banking, internet banking ataupun ke mesin ATM, kita menunggu saja di rumah dan dalam waktu tiga hari barang yang kita beli pun sudah sampai rumah.

Tapi, yang perlu diingat apakah saat belanja di era digital ini kita sudah menjadi konsumen yang cerdas? Kita harus kritis terhadap informasi barang yang dibeli.


Pengalaman Belanja Online

Ternyata, meningkatnya situs belanja online juga sebanding dengan meningkatnya keluhan-keluhan konsumen saat belanja online. Rata-rata keluhan mereka adalah barang tidak sesuai seperti yang dicantumkan di situs belanja online, ada barang cacat tanpa penggantian, barang tidak sampai, bahkan sampai penipuan.

Penulis juga termasuk penjual online dan juga membeli barang melalui online. Penulis sadar bahwa belanja online harus hati-hati. Penulis pernah mengirim barang pesanan kostumer tapi kemudian ada yang tertinggal. Terpaksa penulis harus mengirim ulang tanpa membebankan biaya kirim ke pembeli.

Penulis pun pernah membeli barang online, ternyata kondisi barang cacat. Penulis pernah komplain ke penjual. Syukurnya penjual itu mau mengirim barangnya yang lain yang kondisinya bagus. Pernah pula penulis membeli barang tapi ada tertinggal, penjual juga terpaksa mengirim ulang ke penulis. Ujung-ujungnya, penulis yang harus membayar biaya kirim saat barang itu sampai ke rumah tanpa ada konfirmasi dari pihak penjual. Ini jelas tidak beretika. Penulis pun hanya bisa komplain ke penjual dan sayangnya penjual tidak ada tindak lanjut.

Penulis pun pernah ditipu saat membeli velg mobil seharga 2,5 juta. Begitu dikirim bukti transfer, penjual itu memang mengirimkan foto resi yang ternyata editan. Penulis pun baru tahu ditipu setelah mengecek alamat pada KTP penjual yang bohongan.

Baca juga : Melaporkan Kasus Penipuan Online ke Polisi

Sejak itu, penulis hati-hati sekali dalam membeli online.

Tips belanja online versi penulis

Memang belanja online tidak hanya melalui marketplace-marketplace yang sudah ada seperti Tokopedia, Shopee, Lazada, Elevania, dan lain-lain, tapi juga bisa dari non-marketplace seperti grup-grup Facebook. Tentunya sudah banyak tips-tips yang beredar di internet mengenai tips belanja online lewat marketplace.

Bagaimana berbelanja aman lewat media sosial non-marketplace seperti Facebook? Penulis biasanya suka :

Menelusuri riwayat beranda penjual

Kalau kita termasuk dalam sebuah grup di Facebook dan ingin membeli barang yang di posting dari salah satu anggota grup maka kita telusuri dulu riwayat beranda penjual. Kalau akun tidak di privat kita bisa melihat aktivitas-aktivitas dalam akunnya. Bagaimana hubungan dia dengan pengguna Facebook lainnya. Apalagi kalau ada barang yang dia jual dan sudah banyak yang beli dan mengkonfirmasi barang sudah diterima maka kita bisa saja percaya dengan penjual itu.

Kalau akun di privat? Kita sama sekali tidak bisa melihat aktivitas di Facebook-nya. Coba kita lihat temannya. Kalau ada mutual friend atau teman yang sama, kita bisa menanyakan track record si penjual, apakah bisa dipercaya atau tidak? Kalau tidak ada informasi mengenai orang tersebut, lebih baik jangan melakukan transaksi dengan si penjual.

Menghubungi penjual lewat jaringan pribadi

Dalam menghubungi penjual ini, alangkah baiknya kalau calon pembeli atau konsumen menyapa dengan sapaan yang sopan kemudian menanyakan informasi terkait barang yang dibeli.

Jadilah cerewet saat meminta informasi mengenai terkait barang yang dijual. Lebih baik tidak usah membeli barang kalau informasi yang diberikan tidak lengkap.


Konsumen Cerdas itu.....


  • Bisa memilih antara kebutuhan dan keinginan.
  • Paham perlindungan konsumen
  • Paham dan mempraktikkan hak dan kewajiban konsumen


Seperti Si Koncer yang cerdik dan berhati-hati




Hak-Hak Konsumen:

  • Mendapatkan kenyamanan, keamanan dan keselamatan dalam mengkonsumsi barang dan/atau jasa.
  • Memilih barang dan/atau jasa serta mendapatkan barang dan/atau jasa sesuai nilai tukar dan kondisi serta jaminan yang dijanjikan.
  • Memperoleh informasi yang benar, jelas dan jujur mengenai kondisi dan jaminan barnag dan/atau jasa.
  • Didengar pendapat dan keluhannya atas barang dan/atau jasa yang digunakan.
  • Mendapatkan advokasi, perlindungan dan upaya penyelesaian sengketa secara patut.
  • Mendapatkan pembinaan dan pendidikan konsumen.
  • Diperlakukan dan dilayani secara benar dan jujur serta tidak diskriminatif.
  • Mendapatkan kompensasi, ganti rugi dan/atau penggantian apabila barang dan/atau jasa yang diterima tidak sesuai dengan perjanjian.
  • Selalu mempunyai kebiasaan untuk teliti atas barang dan/atau jasa yang ditawarkan/tersedia di pasar, minimal secara kasat mata dapat digunakan untuk mengetahui keadaan yang sebenarnya dari barang dan/atau jasa tersebut, dan bila kurang jelas/paham, dapat bertanya atau memperoleh informasi atas barang dan/atau jasa tersebut. Berdasarkan hal ini, dapat diperoleh gambaran umum atas barang dan/ atau jasa yang ditawarkan di pasar.

Kewajiban Konsumen:

  • Membaca atau mengikuti petunjuk informasi dan prosedur pemakaian barang dan/atau jasa.
  • Beritikad baik dalam melakukan transaksi pembelian barang dan/atau jasa.
  • Membayar sesuai dengan nilai tukar yang disepakati.
  • Mengikuti upaya penyelesaian hukum sengketa secara patut.
Kementerian Perdagangan melalui Ditjen Pemberdayaan Konsumen akan memperingati Hari Konsumen Nasional 2018 untuk memberikan perlindungan kepada konsumen pada tanggal 20 April mendatang. Konsumen tidak perlu khawatir setiap keluhan produk yang dimiliki.

Kemana Konsumen Mengadu :

1. Langsung pada pelaku usaha
2. Lembaga Perlindungan Konsumen Swadaya Masyarakat (LPKSM) setempat
3. Badan Penyelesaian Sengketa Konsumen (BPSK) terdekat
4. Dinas yang menangani perlindungan konsumen di Kabupaten/Kota
5. Pos layanan informasi dan pengaduan konsumen
   Hotline : (021)3441839
   Website : http://siswaspk.kemendag.go.id
   E-mail : pengaduan.konsumen@kemendag.go.id
   Whatsapp : 0853 1111 1010
   Google Play Store : Pengaduan Konsumen

Nah, jadi jangan perlu takut dibilang cerewet sama penjual karena kita meminta informasi yang detail karena itu memang hak kita.

Read More

Follower