Anak-anak sebelum masuk sekolah, biasanya sangat jarang bermain di luar rumah, apalagi anak-anak yang tinggal di perkotaan. Orang tua merasa nyaman jika melihat anaknya bermain di dalam rumah. Berbeda dengan keluarga yang tinggal di pedesaan, anak-anak akan lebih sering bermain di luar rumah. Saya membandingkan kondisi di tempat tinggal saya di daerah perkotaan dan tempat tinggal orang tua saya di pedesaan. Itulah mengapa di daerah perkotaan sekarang banyak pengembangan ruang terbuka hijau yang memiliki tempat bermain anak. Tujuannya untuk mengakomodir warganya terutama anak-anak yang membutuhkan ruang bermain di luar rumah. 

Saya pun mengajak anak saya bermain di luar kamar hotel. Kebetulan saat itu, suami saya ada acara famiy gathering kantornya di salah satu hotel di kota Batu. Untungnya hotel ini ramah anak, ada tempat bermainnya yang lumayan banyak. Jarang-jarang kan ada hotel yang menyediakan tempat bermain untuk anak.

Pagi itu memang belum banyak yang bermain di tempat bermain. Jadi anak saya puas bermain ayunan, perosotan, cangkir putar, jungkat-jungkit dan roda putar. Setelah saya searching di internet, banyak sekali penelitian yang menunjukkan bahwa beraktivitas di luar rumah/ruangan sangat bermanfaat untuk pengembangan kognitif, linguistik, motorik, dan social-emosi. 

Beberapa alasan pentingnya seorang anak bermain di luar rumah adalah:

Perlunya Kalsium dan Vitamin D dari sinar matahari.


Ketika saya mengajak anak saya bermain di luar, cuaca pagi itu di Kota Batu cukup cerah. Walaupun udara cukup dingin tapi anak saya tak ragu beraktivitas di tempat bermain. Salah satu alasan pentingnya bermain di luar ruangan, terutama di pagi hari, adalah asupan Vitamin D untuk tubuh. Seperti yang kita tahu ya kalau Vitamin D itu bagus banget untuk pembentukan dan pemeliharaan tulang dan gigi. 

Makanya, saat bermain di luar, saya bawa dua susu #IndomilkUHTKidsFullCream untuk anak saya, Raceqy (3 tahun). Kemasannya yang praktis bikin gampang dibawa kemana-mana. Selain itu, kandungan susu UHT Kids Full Cream ini tinggi kalsium dan kaya akan Vitamin D karena proses pengolahannya dari susu sapi segar dengan kerusakan gizi yang minimal. Saat saya mengeluarkan susu itu, anak kedua saya, Ghalib (1 tahun), teriak-teriak minta susu #IndomilkUHTKidsFullCream itu. Sedangkan masnya maunya ngehabisin. Untung saya bawa lagi. Duh, kalo sudah rebutan.

Sebenarnya susu ini aman untuk anak di atas 1 tahun dan juga cocok untuk susu selepas ASI karena susu ini susu tanpa garam. Hanya saja saya memberinya susu tersebut bukan menjadi substitusi dari ASI ya... Nggak perlu khawatir juga dengan komposisinya karena susu ini tanpa tambahan gula dan garam. Pas saya lihat di kemasannya, memang tanpa tambahan gula dan garam! Komposisi susu UHT Kids Full Cream ini adalah susu sapi segar, susu skim bubuk, air dan penstabil nabati. Kelebihan lainnya susu ini memiliki kandungan gizi cukup tinggi seperti Vitamin D, Kalsium, Vitamin A, dan kandungan gizi lainnya. Karena susu UHT Kids Full Cream ini bernutrisi dan baik untuk usia 1 tahun ke atas maka saya nggak ragu memberinya pada dua anak. Lagipula dengan kandungannya bernutrisi dan tinggi kalsium pada susu ini insyallah bisa bikin anak sehat dan aktif.

Bermain di Luar Ruangan Saat Pagi Hari Bermanfaat Bagi Kesehatan

Kandungan tinggi kalsium cocok agar anak sehat dan aktif

Olahraga

Biasanya kalau anak bermain di luar, dia suka berlari-lari, sama seperti orang lagi olahraga. Semua anggota badan bergerak karena anak #AktifItuSehat. Aktif adalah indikator seorang anak itu sehat jasmani. Saat bermain di taman bermain, anak saya paling suka bermain cangkir putar dan roda putar. Tangannya begitu kuat mencengkeram dan memutar poros agar cangkir terus berputar dengan kencang. Begitu juga saat naik roda putar, bak hamster, anak saya berlari di roda berputar terus-terusan sampai-sampai dia kesulitan menghentikannya.

Bermain Cangkir Putar Bermanfaat Melatih Otot Tangan

Melatih Keterampilan Diri

Bermain di luar juga melatih psikomotorik anak. Anak saya berlari-lari di roda putar, memutar poros di cangkir putar, atau naik tangga sebelum meluncur di perosotan merupakan hal-hal yang mengasah kemampuan dirinya. Raceqy jadi berlatih bagaimana membuat permainan cangkir dan roda berputar lebih cepat atau lebih lambat. Bagaimana dia harus menghentikan putarannya dengan menahan poros pada cangkir putar walaupun dia belum berhasil menghentikan roda putar tanpa harus terjatuh.

Melatih Anak Menghadapi Resiko

Nah, sebagai ibu, jelas banget kadang saya khawatir kalau dia main di luar tanpa pengawasan. Bisa saja dia terjatuh, terluka atau terjepit sesuatu. Bermain di taman bermain bukan berarti bebas resiko. Ternyata anak saya masih saja terjatuh, terjepit tangannya, bahkan hampir terbalik dari ayunan. Menurut McCarthy (2018), anak memang harus dilatih untuk menghadapi resiko. Bukan berarti resiko yang kita berikan itu disengaja. Sebisa mungkin kita menghindari resiko yang sangat berbahaya bagi anak. Kalau di tempat bermain hotel menurut saya masih aman saja tapi siapa yang kira kalau seorang anak bisa saja terjatuh saat berlari padahal kita sudah menganggap aman. 

Ketika saya bermain ayunan, mungkin Raceqy belum begitu memahami bahayanya. Dia sempat salah posisi yang membuat dia hampir saja terjatuh. Untung, saya dan suami segera memegangnya. Setelah itu dia malah minta turun. 

Begitu juga saat main cangkir putar. Dia sangat senang saat cangkir berputar cepat. Kemudian dia memasukkan tangannya di poros hingga membuat tangannya terjepit karena cangkir terus berputar. Dia teriak kesakitan. Untungnya pula saya segera menghentikan dan membantunya mengeluarkan tangannya dari poros.

Tidak hanya sampai di situ, resiko lain yang harus dihadapi anak saya adalah terjatuh di roda putarnya hamster (tapi versi orang, hehe). Setelah dia bisa memutar roda secara maksimal, dia ingin menghentikan dengan kakinya malah nggak bisa. Saya pun nggak mengajarkan bagaimana menghentikannya. Eh, dia malah jatuh. Untung dia nggak nangis. Saya pun mengajak dia minum susu dulu di kursi ayun.

Melatih Anak Menghadapi Resiko Tentu Dengan Pengawasan Orang Tua

Melatih Bersosialisasi

Setelah beberapa lama di tempat bermain, akhirnya anak-anak lainnya pun ikut bermain di tempat bermain tersebut. Mereka mulai memilih mainan-mainan yang lagi nggak dipakai. Sedangkan Raceqy mulai mengamati kondisi sekitarnya yang sudah mulai banyak anak-anak yang lebih tua juga lebih muda darinya. Saya hanya memperhatikan bagaimana dia berinteraksi dengan orang-orang. Anak saya belum mengenal anak-anak teman suami jadi dia agak sungkan ikut bermain. Padahal kalau di rumah saya, dia malah aktif menyapa tetangga-tetangganya yang seusianya. Saya juga mengevaluasi diri saya bahwa seharusnya saya juga aktif untuk mengenalkannya dengan teman-temannya. 

Dapat Hadiah Tiup Balon Dan Mengajak Main Adiknya
 
Setelah semua anak mendapatkan hadiah, mereka pun dengan senang hati bermain di taman bermain. Acara family gathering kantor suami pun selesai. Saya mengajak anak saya berenang di kolam renang hotel bersama anak-anak kecil lainnya. Sayangnya, dia kedinginan padahal baru tiga menit masuk air kolam. Hehe. Maklum Kota Batu memang dingin banget. 

Sebenarnya banyak banget manfaat anak-anak bermain di luar ruangan (outdoor). Kita pastinya ingin anak-anak kita juga beraktivitas di luar rumah seperti layaknya masa kecil kita. Dan jangan lupa berikan susu #indomilkUHTKidsFullCream saat aktivitasnya tinggi. Review susu UHT yang sangat singkat saya semoga bermanfaat ya!


Sumber Referensi:
McCarthy, Claire. 2018. 6 reasons children need to play outside. https://www.health.harvard.edu/blog/6-reasons-children-need-to-play-outside-2018052213880
Read More

Katanya orang berkacamata adalah orang yang pintar karena sering membaca buku padahal belum tentu. Bisa saja karena sering menatap layar televisi. Katanya juga orang berkacamata itu kuper (kurang pergaulan) padahal nggak juga sih. Apalagi sekarang banyak kacamata bermodel kekinian. Namun menjadi orang yang tidak bisa lepas dari kacamata terkadang melelahkan dan menyebalkan. Kisah ini mungkin terjadi pada orang yang minus 2 keatas seperti saya. 

Kenapa berkacamata itu melelahkan dan menyebalkan?

Alasan pertama. Kacamata hilang atau lupa naruh dan kita harus mencari dimana kacamata itu sementara rabun jauh membuat kita sulit menemukannya. Pada akhirnya, kita semakin menyesalkan dengan mata minus yang terjadi pada diri kita. Saya pernah sampai seharian nggak pakai kacamata karena nggak menemukan dimana kacamatanya. Kalau sudah begitu, mau masak aja harus mendekatkan diri sampai ke wajan. Bahaya banget kalau kena minyak panas. 

Alasan kedua. Kacamata sering patah. Maklum karena saya ibu-ibu dengan dua anak laki-laki yang super aktif, kadang kacamata patah di tangan mereka. Pernah tiba-tiba kacamata saya diambil oleh anak saya yang paling kecil, mungkin karena penasaran. Saya nggak melihat dan beberapa menit kemudian kacamatanya patah. Nangis deh! Kadang juga saat pakai kacamata dan sedang menggendong anak, dia gloncatan (lompat-lompat saat digendong) sampai mengenai kcamata dan patah.

Alasan ketiga. Susah kalau makan makanan berkuah panas. Uapnya itu loh mengenai kacamata dan membuat berembun. Alhasil harus dilepas dulu kacamatanya atau tunggu dingiiin sampai kelaparan. Haha.

Alasan keempat. Mata cepat lelah saat sedang membaca buku atau menatap layar laptop atau hape. 

Alasan kelima. Harus sesekali kontrol mata. Kata dokter sih sebenarnya enam bulan sekali periksa. Tapi saya sih biasanya dua tahun sekali. Hehe. Karena memang harus telaten merawat mata yang sudah minus untuk periksa ke dokter.

Karena merasa lelah dengan memakai kacamata, jadi saya pernah mencoba memakai kacamata. Apalagi pas wisuda dan menikah, rasanya aneh sekali sudah dandan cantik-cantik terus pakai kacamata. Akhirnya saya beli kontak lensa. Eh ternyata memakai kontak lensa juga ada kekurangannya. Mungkin karena saya membeli kontak lensa yang sedikit berbeda dengan minus saya. Saat itu stok kontak lensa yang sesuai minus saya nggak ada. Mata saya cepat lelah dan kepala pusing karena memakai lensa kontak. Bekum lagi mata harus sering dikasih tetes mata biar tidak kering dan merah. Ah ribet deh pokoknya.

Saya sempat mengadakan survey kecil-kecilan di story instagram. Apa teman-teman yang berkacamata itu ingin melepas kacamata secara permanen? Jawabannya 50% menjawab iya dan 50% menjawab tidak. Mereka yang menjawab "Iya" memiliki rasa sebal dan lelah seperti saya. Hanya saja mereka belum tahu bagaimana cara menghilangkannya. Sedangkan mereka yang menjawab "tidak" dikarenakan mereka tidak ingin memakai lensa kontak yang ribet.

Apakah ada metode yang aman untuk menghilangkan mata minus?

Ternyata memang sebagian dari mereka belum tahu ada satu cara aman dan nyaman untuk menghilangkan minus. Namanya LASIK mata. Singkatan dari Laser Assisted In-Situ Keratomileusis. Jadi tindakan medis ini memanfaatkan laser untuk membentuk kembali kornea atau bagian yang jernih dan bulat pada bagian depan mata.

Tak hanya untuk mata minus atau rabun jauh atau miopi tapi juga untuk rabun dekat/ mata plus / hipermetropia, mata silinder/ astigmatisme, dan kelainan refraksi. 

Salah satu klinik yang melayani tindakan medis LASIK yang aman dan nyaman adalah Klinik Mata Nusantara (KMN) EyeCare yang ada di Jakarta dan Semarang. Untuk di Jakarta ada di Kemayoran, Kebon Jeruk, Jakarta Selatan, dan Pantai Indah Kapuk.

Kenapa melakukan LASIK di KMN EyeCare?

Kelebihan LASIK di KMN Eye Care adalah teknologi Bladeless LASIK atau tanpa pisau yang aman dan nyaman. Teknologi LASIK terbaik di KMN EyeCare ini menggunakan laser femtosecond, bukan pisau mekanis seperti pada lensa konvensional. 

Karena setiap orang memiliki kondisi mata yang berbeda, maka kalau kita ingin menjalani proses LASIK mata ini kita harus konsultasi ke dokter mata dulu. Jika sudah yakin, ada beberapa langkah saat menjalani LASIK yang dilakukan oleh dokter kepada pasien yaitu :
- refraksi
- pengukuran tekanan intraokular
- topografi (pemetaan) kornea
- produksi air mata
- ketebalan kornea
- specular microscope
- pemeriksaan laboratorium
- pemeriksaan mata secara fisik.

Pemeriksaan itu dilakukan oleh dokter mata terbaik. Dokter berpengalaman di KMN EyeCare ini akan menggunakan hasil dari semua pemeriksaan tersebut untuk menentukan apakah kita adalah kandidat LASIK mata atau tidak.




Jika dari hasil pemeriksaan itu, kita bukan kandidat LASIK maka kita tidak perlu melakukan tindakan medis seperti. Karena untuk menjalani LASIK ada syarat-syarat yang harus dipenuhi yaitu:
- berusia 18 tahun atau lebih,
- memiliki mata yang sehat,
- memiliki penglihatan yang stabil,
- tidak sedang menyusui atau hamil,
- tidak menderita diabetes,
- menanggalkan softlens selama 2 minggu sebelum operasi,
- dan menanggalkan hardlens selama 3 minggu sebelum operasi.

LASIK dapat mengobati kelainan refraksi yang meliputi rabun jauh hingga -12 Dioptre, mata silinder +/- 6 Dioptre, rabun dekat hingga 8 Dioptre. Namun, apakah kita dapat menjadi kandidat LASIK bergantung kepada ketebalan kornea kita. Nah, itu mengapa pentingnya konsultasi dokter terlebih dahulu.

Jika kita memang sesuai untuk jadi kandidat LASIK, maka sebelum tindakan, mata kita akan diberi obat bius topikal berupa obat tetes mata. Dengan begitu saat LASIK berlangsung, pasien tidak merasakan sakit di-laser. 

Jangan khawatir juga karena dokter-dokter di KMN EyeCare terampil dalam menggunakan laser excimer yang disetujui FDA. Berhasil atau tidak saat menjalani LASIK tergantung pada kandidat pasien LASIK. Pasien akan dijelaskan prosedur sebelum, selama dan setelah melaksanakan LASIK. Dokter akan mengetahui kebutuhan klinis dari seorang pasien.

Proses yang nyaman dan cepat hanya 20 menit 2 menit membuayt pasien tak perlu khawatir memilih LASIK di KMN EyeCare. Pemulihan cepat dan hasil menakjubkan. Setelah LASIK, pasien memiliki efek samping yang berbeda setiap orang. Namun umumnya efek samping yang biasa dirasakan adalah “butiran” di mata, silau, mata kering dan ketajaman penglihatan yang berubah-ubah. Dokter akan memberi prosedur setelah kita melaksanakan LASIK. Biasanya kita dilarang menggosok mata atau memakai make-up dekat mata, meski terkena debu atau air karena akan mempengaruhi masa penyembuhan mata.

Sampai dengan 4 jam setelah LASIK, pasien akan merasa seperti agak berkabut, kurang nyaman, ada efek "lingkaran cahaya". Setelah dua minggu, kita udah bisa menikmati ketajaman penglihatan tinggi.
Dengan teknologi bladeless LASIK, maka harga LASIK untuk satu mata sebesar 14 juta rupiah. Untuk dua mata tinggal dikali aja jadi totalnya 28 juta rupiah. Belum termasuk biaya pemeriksaan, administrasi, dan konsultasi dokter seharga 5 juta rupiah. Jika di total harga LASIK dua mata sebesar 33 juta rupiah.


Yuk, kita simak testimoni pasien yang sudah menjalani LASIK di KMN Eye Care ini.


Bagi yang pengen menghilangkan minus dengan teknologi LASIK terbaik dan dokter mata terbaik, maka Klinik Mata Nusantara Eye Care inilah pilihannya.

Tertarik LASIK di KMN Eye Care? Kunjungi sosial media dan website KMN Eye Care:
FB: KMN EyeCare
TW: @KMNEyeCare
IG: kmneyecare
YT: KMN EyeCare
www.klinikmatanusantara.com

Read More


Setelah menulis cerita saya di FLP, NPWP dan MencobaMenulis, selama satu tahun ini saya masih belum bisa berlari mengejar ketertinggalan saya dengan teman-teman FLP lain yang sudah banyak berkarya. Saya cuma bisa jealous pengen bisa berkarya seperti teman-teman. 

Salah satu keinginan saya tahun ini yang belum tercapai adalah membuat novel. Bagi saya novel terasa cukup berat. Benar, seperti yang diungkapkan oleh seseorang (maafkan, saya lupa siapa yang mengungkapkannya, kalo ada yg ingat bisa komen di bawah ya) bahwa pekerjaan membuat novel adalah pekerjaan kesetiaan. Setiap saya membuat 2 bab, saya jarang sekali menyelesaikan bab-bab hingga selesai. Saya hitung-hitung ada 6 naskah novel yang belum rampung. Bayangkan, 6 naskah! Meski saya lebih banyak menulis blog dan cerita anak, tahun ini saya bertekad menyelesaikan salah satu dari enam naskah itu. Bismillah.

Sebenarnya, ketika ada lomba menulis novel, Gunung sudah 'menegur' saya untuk segera menyelesaikan novel saya. Bagi saya itu adalah suntikan untuk bisa menghasilkan novel seperti ketua FLP Malang itu. Beberapa kali juga saya meminta saran dalam proses menyusun kerangka novel itu. Akan tetapi, H-30 lomba berakhir saya masih berkutat pada outline. #ups

Begitu juga saat saya ingin mengikuti lomba cerita anak, Mas Danang yang merupakan langganan ilustrator saya sering kali memberi dorongan untuk mengikuti kompetisi-kompetisi cerita anak. Meski pernah kalah, pernah juga tak sempat mengirim karena alasan teknis, dan alhamdulillah pernah menang juga, saya tetap bersemangat menulis apalagi cerita anak.

Saya juga butuh orang-orang di sekeliling saya, yang memiliki passion yang sama, agar bisa mendorong saya untuk menyelesaikan tulisan saya. Menjadi bagian dari FLP ini adalah salah satu cara agar saya memiliki teman yang memotivasi saya untuk berkarya. Itulah mengapa saya cinta FLP. Karena dari situlah saya kenal orang-orang yang bisa mendukung saya.

Tak hanya itu, sebenarnya masih banyak alasan-alasan saya mencintai FLP yang saya umpamakan dengan sesuatu yang ada di dunia ini.

Alasan #1 : FLP Seperti Matahari dan Bulan

Kita sudah tahu Matahari itu sifatnya menerangi bumi di siang hari sedangkan Bulan menerangi bumi di malam hari. Filosofi yang sudah sekian lama kita kenal itu menurut saya lebih cocok dianalogikan dengan Forum Lingkar Pena, bukan seperti lilin kecil yang lama-kelamaan habis. Saya tak mau FLP seperti lilin setelah menerangi sekitarnya ia habis.

Banyak karya yang dihasilkan penulis-penulis FLP yang mampu memberi pencerahan bagi pembacanya. Sebut karya Bunda Asma Nadia, Bunda Helvy Tiana Rosa, Kang Abik (Habiburahman El-Shirazy), Bunda Sinta Yudisia, Bunda Afifah Afra, Pak Gola Gong, dan penulis-penulis lainnya. Dakwah bil-qolam benar-benar terlihat dalam karya mereka. 

Beberapa contoh, saya akhirnya tahu tentang kehidupan jaman dulu termasuk sejarahnya saat saya membaca buku "De Winst" karya bunda Afifah Afra, kehidupan anak muda di korea Selatan setelah membaca "Polaris Fukuoka" karya bunda Sinta Yudisia, kritik sosial beberapa cerita dari Pak Gola Gong, kehidupan rumah tangga dari buku-buku Bunda Asma Nadia, dan cerita lainnya.

Saya dan Bunda Afifah Afra (Kanan)

Karya-karya novel mereka yang menjadi rujukan saya saat akan menulis novel. Selalu ada dakwah terselip dalam ceritanya. Dakwah yang tidak menggurui tapi sangat menyatu dengan tulisan.

Alasan #2 : FLP Seperti Jembatan

Alasan kedua kenapa saya cinta FLP karena FLP itu seperti jembatan yang mampu menghubungkan dua daerah dengan kemajuan yang berbeda. Satu daerah maju sekali dan satu daerah masih kurang maju. Interaksi antara dua daerah itu setidaknya mampu mengurangi ketimpangan suatu daerah. Daerah yang kurang maju itu tentu akan mengalami transformasi sedikit demi sedikit karena ada jembatan menuju ke daerah maju. 

Begitu juga dengan FLP, ibarat saya adalah orang yang masih kurang maju dalam hal dunia kepenulisan kemudian FLP mengadakan kelas menulis online/offline, skenario, blog, bedah karya, atau bahkan bergabung dengan grup khusus FLP yang tergabung dalam platform menulis seperti wattpad. Pengisi materinya adalah anggota FLP madya atau maju yang sudah punya pengalaman dalam dunia kepenulisan. Dengan begitu, ada ilmu yang diperoleh anggota FLP yang belum maju seperti saya saat mengikuti kelas menulis atau bedah karya tersebut.

Seperti halnya saat saya terpilih dalam workshop kepenulisan cerita anak Si Bintang (kerjasama FLP dan INOVASI) di Yogyakarta. Meski saya tak menyangka terpilih, alhamdulillah saya mendapatkan banyak sekali ilmu-ilmu baru yang saya dapatkan. Saya bertemu dengan Bunda Sinta Yudisia, Kang Ali Muakhir, Pak Ganjar yang memberikan ilmu-ilmu kepenulisan agar saya tidak semakin terbelakang, hehe. 

FLP dan INOVASI juga telah menjadi jembatan untuk mempertemukan saya dengan seorang penulis cerita anak sekaligus co-founder yayasan Litara, Bu Sofie Dewayani. Dalam workshop tersebut saya juga belajar banyak dengan beliau. Hanya saja memang seperti pisau yang harus sering diasah biar tajam. Alias harus sering berlatih agar hasil workshop tersebut tidak sia-sia. 

Bersama bu Sofie Dewayani (tengah) dan bunda Sinta Yudisia (kanan) saat workshop

Menjembatani antara penulis senior dan penulis pemula itulah yang menyebabkan saya cinta dengan FLP.

Alasan #3 : FLP Seperti Air Hujan

Seperti air hujan yang turun di saat musim kemarau. Tanah kering berubah menjadi subur kembali saat air hujan meresap ke dalam lapisan tanah. Begitu juga dengan FLP, program-program yang dijalankan bisa menjadi air hujan yang memberi kesegaran terhadap keringnya ilmu kepenulisan. Bisa menambah pengetahuan fiksi dan nonfiksi semakin subur. 

Seperti yang saya lakukan pada workshop penulisan Si Bintang yang sudah saya ceritakan. Kekeringan ilmu dalam menulis cerita anak semakin segar ketika saya mengikuti workshop tersebut. Saya harapkan workshop-workshop ini selalu dilaksanakan, hehe.

Selain memberi kesegaran dalam dunia tulis menulis, FLP seperti air hujan yang turun dan memberi (yang insyaallah) manfaat dalam bentuk bantuan kemanusiaan atas bencana alam yang terjadi di beberapa tempat seperti di Palu-Donggala, gempa NTB, tsunami Banten, dan daerah lainnya. 

Insyallah, menjadi ladang pahala juga buat anggota FLP dan pengurus yang sudah memberikan bantuan bagi para korban musibah bencana alam. Aamiin.


Alasan #4 : FLP Seperti Danau

Dimana berkumpulnya banyak air yang bermanfaat bagi lingkungan sekitarnya. Air hujan yang turun pun berkumpul di bendungan. Sama seperti penulis-penulis muslim dari seluruh dunia dikumpulkan dalam satu wadah bernama FLP. Mereka berkumpul kemudian memberikan karyanya kepada dunia yang bermanfaat. Inilah yang alasan saya cinta FLP. Saya bisa mengenal banyak penulis dari berbagai daerah. Saya bisa menghubungi teman-teman untuk bertanya tentang kepenulisan karena sudah berkumpul dalam satu wadah bernama Forum Lingkar Pena. Maka tak sulit bagi saya menemukan orang yang memiliki visi dan misi yang sama dalam bidang kepenulisan. Dakwah bil qolam.
Bertemu dengan Penulis FLP dari Beberapa Daerah

Alasan #5 : FLP Seperti Sungai Yang Mengalir

Alasan terakhir mengapa saya cinta FLP karena FLP itu ibarat sungai yang terus mengalir tanpa henti dan memberi kemanfaatan bagi manusia. Sungai tenang maupun deras, ia terus mengalir dari hulu ke hilir. Sama seperti pahala yang terus mengalir kalau kita ikhlas saat menulis dan berorganisasi.
Seperti yang diungkapkan bunda Afifah Afra dalam media Republika Dialog, Jumat 13 maret 2019 yang berjudul Membawa Royalti Sampai Ke Alam Kubur, "Menulis bukan sekadar uang tetapi menebarkan ilmu yang bermanfaat. Jika ikhlas, pahala akan terus didapat. Meski kita sudah tiada."

Pesan bunda Afifah Afra itu benar-benar mengetuk hati dan mendorong semangat saya untuk terus menulis. Bukan untuk uang tapi untuk memberi dakwah dalam pena. Berat tapi memang itulah tugas seorang muslim. Dakwah bil Qolam ini akan terus terngiang di kepala saya. Setiap saya akan memulai sebuah tulisan baik cerita, saya harus mengingat seberapa besar manfaat yang diperoleh pembaca saya. Saya tidak ingin tidak ada pesan sedikit pun dalam tulisan saya. Saya pun mengusahakan ada pesan-pesan yang sesuai dengan ajaran Al-Quran dan Sunnah dalam tulisan saya. Saya tidak mau di akhirat nanti, tulisan saya hanyalah sebuah kesia-siaan belaka karena tak ada memberi manfaat sedikitpun pada pembacanya.

Tak hanya dari tulisan, tapi juga menjadi anggota FLP bisa menjadi ladang pahala saat kita ikhlas menjalankan organisasi penulis yang berbasis dakwah bil qolam ini. Bagi sebagian orang, mengurus organisasi di saat sudah ada pekerjaan yang lebih menjanjikan itu seperti membuang waktu, tenaga dan pikiran. Padahal jika kita ikhlas insyallah pahala juga mengalir seperti sungai. Menurut saya, membantu mengurus organisasi dengan keikhlasan sama seperti memberi kemanfaatan bagi khalayak.

Alasan-alasan itulah yang membuat saya cinta FLP. Selain bisa mengikat keinginan saya untuk terus berkarya dalam tulisan, juga mendapat ilmu dari penulis senior dan mendapat pahala karena (insyallah) menebarkan manfaat saat berorganisasi. 

Saya memang ibu rumah tangga, tapi saya juga punya harapan untuk bisa berkarya meski lewat tulisan. Saya merasa sangat bersyukur sekali bisa bergabung dengan FLP. Karena dari situlah, portofolio literasi saya terisi. Tak sekedar portofolio, saya berharap ada pahala dari karya yang sudah saya hasilkan, ilmu yang bermanfaat itulah yang bisa menjadi penolong saya ketika saya tiada kelak.


Terima kasih FLP. Yaumul Milad. Harapan saya, semoga menjadi lebih baik dan penulis-penulis FLP semakin banyak melahirkan karya-karya yang sesuai visi misi FLP yang berdakwah lewat pena. Ammiinn.





Tulisan ini dibuat dalam rangka lomba blog dari blogger FLP pada rangkaian Milad FLP 22.
Read More

Follower