Obyek Wisata Goa Pindul di Tengah Lautan Manusia

No Comments
Setelah Berpetualang Seru Offroad ke Merapi, saatnya menjelajahi wilayah Kabupaten Gunung Kidul masih tidak jauh dari Yogya sekitar satu jam. Wisata yang dikunjungi kali ini yang sedang booming-boomingnya saat itu yaitu Wisata Goa Pindul

Arah Jalan ke Goa Pindul

Kalau dari Candi Prambanan, ambil jalan ke arah selatan menuju Wonosari terus saja sampai ketemu pertigaan besar Jalan Raya Piyungan, belok kiri ke arah Bukit Bintang. Jalannya naik. Dari Bukit Bintang ini kita bisa melihat kota Yogya dari atas. Tidak jauh beda dengan daerah Payung yang bisa melihat kota Batu dari atas bukit. Jadi kami tidak kaget lagi dengan pemandangan seperti itu. 

Untungnya sampai pertigaan, kami dipandu seorang teman yang sedang sekolah di Yogya, jadilah kami tidak perlu berpusing-pusing ria mencari jalan dan bertanya-tanya dengan warga Setelah sampai di pertigaan Gading Asri belok kiri ke Jl. Alternatif Karang Mojo. Nah, disini kami berpisah dengan kawanku. 

Dia bilang carilah loket Goa Pindul kalau sudah dekat dengan Goa Pindul karena akan banyak sekali orang-orang yang menawarkan jasa penunjuk jalan. Masalahnya kita pun tak begitu paham apakah sudah dekat dengan Goa Pindul atau belum.

Sampai akhirnya, kami dikejar-kejar dengan seorang pria bermotor dan menawarkan penunjuk jalan ke Goa Pindul. Kami menolak. Kami kira dengan obyek wisata yang terkenal pastinya ada penunjuk jalannya. Ternyata. penunjuk jalan itu nihil sama sekali. Kami lost in space lah ceritanya. Entah kenapa Google Maps nggak bisa membaca lokasi, padahal kami sudah mengikuti petunjuk peta. 

Semakin lama, jalan yang kami lewati semakin sepi. Jalanan kampung. Kendaraan yang lewat pun jarang. Kalaupun hari libur dan banyak yang berkunjung ke Goa Pindul, tidak mungkin sesepi ini. Sampai akhirnya, di pertigaan yang membingungkan kami lurus mengikuti mobil di depan kami yang kami kira juga akan ke Goa Pindul. Ternyata dia berbalik arah. Mau nggak mau akhirnya kami bertanya ke remaja-remaja yang berdiri di pertigaan dan mewawancarainya sebelum kami menerima tawaran dia.

Ternyata memang mereka penunjuk jalan bagi pengunjung yang ingin ke Goa Pindul. Mereka memang tidak meminta bayaran ke kami, karena jika dia mengantarkan pengunjung ke Goa Pindul dan membeli tiketnya, maka dia dapat poin. 

Akhirnya kami ikuti saja. Lucunya, dia melewatkan jalan-jalan makadam yang sebenarnya tidak perlu, karena lewat jalan raya pun sudah bisa. Tentu kami bertanya-tanya, kenapa begitu? waktu itu dia jawab karena lewat jalur milik penunjuk jalan yang lain. 

Tak berapa lama, sampai jualah kami di lokasi parkir Goa Pindul. Terik matahari benar-benar membuat kelelahan kami selama traveling cukup terasa. Kami pun memilih paket ke Goa Pindul dan Semi Rafting Kali Oyo. 

Tempat Parkir Wisata Goa Pindul

Biaya Paket

Paketan tujuan wisata di Goa Pindul cukup banyak, ada di Goa Pindul sendiri, rafting Kali Oyo, ada juga Goa Glatik. Tapi kami ambil dua obyek saja, Kali Oyo dan Goa Pindul. 

Kalau cuma ke Goa Pindul hanya membayar sekitar 30ribu per orang selama setengah jam, sedangkan kalau tambah ke Kali Oyo maka biaya menjadi sekitar 40ribu per orang selama satu setengah jam. 

Dan lagi, aku memastikan untuk anak kecil bagaimana? sambil memperlihatkan dua anak-anak kecil itu ke guide nya. Katanya nggak apa-apa, yang paling kecil bisa bareng yang dewasa, kalau kakaknya harus satu ban sendiri, mengingat keamanannya. Aku sedikit kawatir sebenarnya, tapi orang itu mengatakan tenang saja karena setiap orang harus pakai baju pelampung.


Antrian yang Melelahkan

Sesampainya di tempat antrian, kami benar-benar terkejut dengan lautan manusia yang antri dan stuck tak bergerak. Bagaimana bisa menikmati Goa Pindul kalau penuh begini?



Euforia kami akhirnya luntur juga setelah menunggu sampai hampir dua jam. Krucil-krucil sudah mulai jenuh menunggu. Ekspresi kami sudah berubah menjadi tak bersemangat. Apalagi lautan manusia secara kasat mata itu tak kunjung berkurang jumlahnya.

Saking tak sabarnya, aku sampai mendatangi orang yang mengurus antrian. Ternyata nggak cuma aku yang nggak sabar. Banyaakkk yang menanyakan kapan gilirannya. Bahkan aku mengira kalau nama keluargaku terselip sehingga nggak dipanggil-panggil.

Untung saja, bapak pengurus antrian ini sabar meladeni dan pada akhirnya menyuruh kami menunggu di tempat masing-masing. Tidak berjubel di pos. Akhirnya aku dan ayah hanya menunggu duduk di samping si bapak pemanggil antrian sambil berteriak dengan Toa nya memanggil keluarga-keluarga yang masuk giliran antrian.

Bersiap ke Tempat Wisata Lainnya

Penitipan Barang

Bagi kita yang memiliki barang yang harus dititipkan, disini juga ada penitipan barang. Waktu itu didalam tas bawa DSLR. Sebenarnya mau dibawa saat tour nya tapi khawatir kalau misalnya kameranya kena basah, apalagi waktu itu hujan. 

Kalau untuk kamera pocket tetap dibawa, itupun dilapisi plastik bening biar nggak basah dan tetap bisa foto-foto. Disana juga tersedia kantong bening bertali untuk menyimpan handphone jadi bisa digantung di leher. Jadi tetap bisa foto-foto tanpa kawatir basah karena hujan atau terkena cipratan air. Harganya sekitar 25ribu.

Goa Pindul

Akhirnya euforia kami muncul setelah mendengar Bapak di pos tadi menyebut nama keluarga melalui Toa untuk bersiap-siap berpetualang ke Goa Pindul dan dipandu dengan Mr. X. Kami bersiap-siap dan Mr. X berteriak memanggil kelompok keluarga kami. Kami disuruh mengambil ban dan memakai baju pelampung. Hujan yang tiba-tiba deras membasahi pakaian kami. Beruntungnya saat cuaca tak lagi panas, giliran kami dipanggil untuk segera bermain air, hehe...

Hujan yang cukup deras membuat jalanan menuju ke titik awalnya sangat licin. Hati-hati saja bahkan tidak cukup jika tidak dibarengi saling membantu berpegangan. Ban yang cukup besar juga menyulitkan kami untuk turun ke air. Tak sedikit juga pengunjung yang terjatuh walau pada akhirnya tertawa. 



Antri sebelum masuk air

Setelah terjun ke dalam air, kita diharuskan saling berpegangan dengan ban orang disamping kita. Tujuannya saat si pemandu menarik salah satu orang, maka yang lain akan terikut otomatis.

Anak kecil juga bisa dipangku orang dewasa

Menikmati Goa Pindul di tengah gerimis hujan

Lautan Manusia Goa Pindul

Masuk ke dalam gua ini harus berhati-hati karena bisa menabrak batu-batu yang tidak terlihat karena gelap. Pemandu disini menjelaskan tentang apa-apa yang ada di dalam goa, seperti stalaktik dan stalagmit yang tergantung di langit-langit goa.

Karena gelap, pemandu menyinari stalaktit dan stalagmitnya dengan senter. Sayang sekali saat pemandu menjelaskan suaranya teredam, kurang jelas, sakingnya pengunjungnya yang banyak dan ramai. 

Masuk Goa Pindul

Keluar dari Goa Pindul

Kali Oyo

Setelah setengah jam di Goa Pindul, saatnya semi rafting ke Kali Oyo. Kali ini, kita harus naik pick up. Hujan masih belum reda. Perjalanan kita naik pick up tidak terlalu lama, tidak sampai 10 menit. Sampai ditempat, kami harus jalan kaki. 

Bagiku, pemandangannya menyenangkan, benar-benar masih alami. Sungainya yang bebatuan dipinggirnya menyerupai tebing-tebing kecil berwarna biru bening menambah segarnya pandangan mata. 



Kami berjalan di jalanan tanah bebatuan dan licin. Sekitar 500 meter, kita harus menyeberangi sungai. Untuk turun ke sungai, lerengnya agak curam dan tanahnya licin tanpa ada bebatuan penahan kaki agar tidak tergelincir. Cukup sulit menggendong anak kecil agar tidak kepeleset. Akhirnya pemandu kami yang harus menangkap anak kecil ini dari bawah agak tidak terjatuh di sungai.

Beberapa pengunjung lain terpaksa mencari jalan lain yang lebih mudah. Dan kami harus meluncur pelan-pelan dan memegangi rumput.

Goa Pindul, Yogyakarta


Sayangnya sungainya sudah berwarna cokelat, tidak sebiru seperti sungai yang ditemui saat turun dari pick up. Anak kecil ini malah nggak sabar buat main air. Padahal sungai bebatuan itu licin dan cukup deras.

Untungnya derasnya sungai hanya di titik awal keberangkatan, setelah itu arus sungai mulai agak tenang tapi tetap membawa ban kita berjalan mengikuti arusnya.


Selama perjalanan, kita disuguhkan dengan tebing-tebing yang cukup curam. Cahaya matahari sore yang ada dihadapan kita menghangatkan tubuh yang sedari tadi membuat badan kita dingin.

Kita juga disuguhkan air terjun mini dimana kita bisa rehat sebentar dan bermain-main air terjunnya. Si kecil sudah nggak bisa diam nih, pengennys terjun dan main air. 


Air Terjun Kali Oyo

Sungainya sebenarnya cukup dalam dan didasarnya banyak bebatuan, kalau tidak hati-hati, kaki kita akan terbentur batu. Tidak hanya terluka bisa juga nanti timbul kebiru-biruan. Itu kenapa pemandunya selalu mengingatkan kita berhati-hati dan lebih baik tidak ke pinggir sungai karena banyak batu-batu.



Perjalanan usai dalam waktu satu setengah jam, kita kembali ke pick up dan diturunkan di lokasi saat kita naik pick up tadi. Setelah itu, kita bergegas ke mobil dan ambil perlengkapan mandi. Ternyata antriannya cukup banyak. Sebenarnya banyak rumah warga yang menawarkan jasa toilet, tapi kami memilih di toilet tidak jauh dari loket bayar.

Itulah pengalaman berwisata ke Obyek Wisata Goa Pindul di Tengah Lautan Manusia. Banyak sekali obyek wisata di Yogya yang belum sempat dikunjungi. Mungkin suatu saat nanti.

Kesimpulan
  • Akses : arah Wonosari, pertigaan bukit bintang belok kiri, pertigaan Gading Asri belok kiri
  • Biaya : tergantung paketan skitar Rp. 30.000,- hingga Rp. 70.000,-/orang).
  • Kebersihan : cukup bersih
  • Fasilitas : parkir, KM, WC, warung, musholla.
  • Ramah Anak Kecil : Cukup ramah.
  • Nilai : 8
Next PostPosting Lebih Baru Previous PostPosting Lama Beranda

0 comments

Posting Komentar

Follower