Review Novel Lahbako : Selalu ada Kejutan dalam Karya Nurillah Achmad

36 comments

 

Ketika kabar bahwa rekanku emerging writer UWRF 2019, Nurillah Achmad, sudah berhasil menerbitkan buku solonya, aku begitu antusias menyambutnya. Betapa tidak, menghasilkan karya solo adalah upaya yang berkawan setia dengan disiplin dan komitmen kuat. Jika tidak ada itu semua, tak akan ada karya solo bahkan karya apa pun. Jangan jadikan pemilik blog ini sebagai contoh. Haha.


Tahun 2020 karya Nurillah Achmad yang berjudul Lahbako sudah bisa dicari di toko buku seperti Gramedia. Beruntungnya, aku mendapat kiriman buku karya beliau. Thanks Mbak Yu. Sebagai janjinya, aku mereviewnya di blogku. Tenang, aku tidak akan memberitahu akhir jalan ceritanya. Sebab, kalian pasti tidak akan penasaran lagi.



Sebenarnya, aku sudah menyelesaikan membaca karya ini beberapa bulan lalu. Hanya saja baru sempat menuliskan review novel Lahbako di blog ini sekarang. Yes. Maklum, ibu-ibu sok sibuk di dapur ini kesulitan membagi waktu menulis apalagi ketika gawai tab yang biasa dibuat menulis sudah tidak bisa digunakan. Mood pun menurun drastic. Entah, untuk satu itu aku masih sangat dikendalikan mood. Jangan ditiru, please!


Lanjut.


Judul Novel: Lahbako
Penulis: Nurillah Achmad
Penerbit: Elex Media Komputindo
Cetakan Ke: 1
Tahun Terbit: 2020
Jumlah Halaman: 165
ISBN: 978-623-00-2374-3
Harga: Rp. 65.000

Lahbako. Tak banyak yang tahu arti dari kata ini selain para penutur lokal Madura. Setelah aku membacanya, ternyata Lahbako ini artinya adalah tanah (Lah) tembakau (Bako). Bisa dibayangkan kalau cerita ini tidak jauh-jauh dari dunia tembakau yang sangat berpengaruh kepada kehidupan penulisnya.


Nurillah Achmad tinggal di Jember. Sementara orang tuanya dulu adalah petani tembakau yang sering mengalami pasang surut panen. Konflik sosial ekonomi yang penulis angkat sebenarnya tidak jauh-jauh dari kehidupan para petani tembakau di sana.


Tak lupa, sebagai lulusan sarjana hukum, penulis juga memasukkan masalah hukum yang sudah biasa di ranah hukum tapi sungguh membuat pembaca sepertiku terhenyak. Aku sudah sering mendengar tentang hukum di Indonesia, tapi ada sisi lain yang membuatku terhenyak. Sebegitu kah hukum di Indonesia?


Bekerja menukar uang dengan pasal, begitu yang tertulis di buku Lahbako. Seolah mencerminkan gambaran tentang hukum di Indonesia. Entah siapa pelakunya.


Tak hanya itu, novel ini juga menceritakan dilematis dan perbedaan pandangan antara seorang anak dan ibunya akan keputusan menjual tanah tembakau atau tidak. Hingga pada akhirnya, permasalahan itu membawa Aram melakukan sesuatu yang tidak biasa bahkan sangat bertolak belakang dengan pekerjaannya sebagai pengacara.

 

Dalam novel ini, pembaca sudah disuguhkan kisah menarik pada bab pertama. Menurutku, penulis berhasil mengisahkan sesuatu yang membuat pembaca bertanya-tanya tentang sebuah kejadian. Meski aku sempat bertanya-tanya apa alasan Aram bisa mengalihkan pasal pengedar menjadi pasal pemakai. Dan semua hanya satu alasan.


Salah satu yang aku suka dari tulisan Nurillah adalah dia suka memberi kejutan di akhir cerita. Dan aku menunggu-nunggu kejutan itu. Meski aku merasa hingga pertengahan novel, kisah ini sedikit lambat mungkin karena adanya narasi yang terselip di dalam cerita ini. Tetapi itu tidak masalah sebagai pendukung dari sebuah permasalahan. Setelah itu ceritanya selalu memberi kisah baru di setiap babnya dan membuat kisah ini begitu menarik.


Dan benar, ada hal yang tak terduga di bagian akhir cerita. Dan inilah memang yang seharusnya diperhatikan oleh siapa pun yang ingin menulis bahwa tidak semua rahasia diungkapkan di bagian awal cerita. Justru harus ada cerita yang diungkapkan di bagian akhir sebagai sebuah rahasia yang patut dibongkar untuk pembaca. Dan hal itu tentu tidak mudah jika tidak dirancang dari awal.


Dua lokasi dalam cerita ini berada di Jakarta dan Tenap di lereng Hyang Argopuro (di Jember, Jawa Timur). Kurasa penulis sudah tepat mengambil lokasi cerita di tempat kelahirannya ini. Menurutku, memang banyak sekali penulis pemula yang terjebak memilih setting tempat tapi tak kuat alasannya. Hanya sekedar tempelan tanpa ada koneksi antara konflik dan setting tempatnya. Sementara Nurillah mampu membuktikannya. Alasannya, kekhasan wilayah itu memang terasa dalam novelnya karena memang Jember terkenal dengan tembakaunya. Dan kuharap banyak penulis lokal yang mengambil cerita di tempat asalnya sebagai bentuk memperkaya kisah sastra yang berdasar kearifan lokal.

 

Satu hal lagi kelebihan Nurillah dalam novel ini adalah ia berhasil melibatkan emosi pembaca ke dalam ceritanya. Mungkin ini akan berbeda setiap pembaca karena subyektivitas dalam penilaian emosi ini begitu kuat. Terkadang aku gemas dengan sikap ibunya. Terkadang, aku juga kesal dengan Aram. Juga dengan ayahnya ketika masih hidup. Cak Wan yang juga kurang ajar. Jika Munawar bisa ditunjukkan lagi adegan sesuai karakternya, mungkin aku juga akan kesal sekali dengan Munawar.


Oiya, tidak mudah membuat novel dengan sudut pandang banyak tokoh. Namun, Nuril paham apa yang harus dia ceritakan dan tidak ketika menulis sudut pandang dari banyak tokoh tersebut.



Well, secara keseluruhan buku ini cukup memuaskan untuk dimiliki mengingat bahasa sastranya yang oke (kuakui ini adalah kelebihan Nuril sebagai emerging writer UWRF 2019 dan aku harus belajar banyak dari karyanya), twist-nya di akhir cerita yang cukup mengejutkan, dan pastinya membuka wawasan kita terkait kehidupan para petani tembakau di timur pulau Jawa, bahkan memberi motivasi bagi petani di seluruh nusantara yang menggantungkan hidupnya pada ketidakpastian hasil produksi pertanian. Sekian review buku Lahbako yang sederhana ini. Semoga tulisanku juga segera selesai dan menyusul Nuril yang sudah terbit. Masyaallah. Sukses terus untuk karyanya Nuril. 

Next PostPosting Lebih Baru Previous PostPosting Lama Beranda

36 komentar

  1. Menarik nih baca LahBako apalagi banyak orang Madura sekitaran kontrakanku, Mbak
    Bisa jadi bacaan kala me time nih

    BalasHapus
  2. Wah sepertinya seru ya ceritanya. Ada dari sisi hukum yang dibahas. Menarik nih.

    BalasHapus
  3. Baru baca judulnya aja udah menarik karena unik, beda dari kebanyakan. Novel dengan lokalitas yang kuat selalu asyik dinikmati. Jadi teringat pada kunjungan ke Jember tahun 2019 di mana disebutkan bahwa udara Jember itu khas banget, bisa bikin tembakau kota lain jadi enak dengan menginapkannya di kota tersebut. Masalah tembakau juga isu yang pelik, dicerca dan dipuja. Senang kalau ada novel dengan kejutan di akhir, mirip Dan Brown yang di akhir bab selalu kasih kejutan. Apalagi ditambah angle penulis dari ranah hukum, bakal asyik nih! Selamat buat sahabatnya ya, semoga Lita bisa segera menyusul menerbitkan buku perdana. Semangat!

    BalasHapus
    Balasan
    1. aamiinn Makasihh Kak.. memang lokalitasnya kuat banget Mas..

      Hapus
  4. Boleh nih, dijadiin bacaan di kala senggang. Saya suka jika ada novel yang mengangkat tema berbeda. Jadi bisa tambah wawasan sambil menikmati cerita.

    BalasHapus
    Balasan
    1. bener banget Mbak. menambah pengetahuan tengang keberagaman sosial di nusantara

      Hapus
  5. Lahbako ini bacaan yg dapat memperkaya khasanah tentang ilmu hukum ya. Recommended

    BalasHapus
    Balasan
    1. Benar Mbak.. apalagi tentang kondisi sosial ekonomi daerah situ

      Hapus
  6. Judul bukunya saja sudah menarik, unik bahasanya. Saya belum membaca bukunya tapi baca ini saya jadi penasaran kak pengen nyobain baca dna tahu isi detailnya apalagi membahas tentang petani tembakau di timur pulau Jawa

    BalasHapus
    Balasan
    1. iya Mbak.. bisa dicari di toko buku Gramedia hehe

      Hapus
  7. Lahbako, kayaknya relate dengan kota kecilku. Di kota kecilku banyak banget gudang-gudang penyimpanan tembakau yang hendak dijual ke perusahaan. Jadi pengen baca nih

    BalasHapus
    Balasan
    1. wah daerah mana mas.. iya tembakau sekarang mmg jadi dilema ya..

      Hapus
  8. Wah novel bwrtema hukum yang mengangkat kehidupan tentang petani tembakau. Lalu mendapatkan uang dengan menukar pasal? Sungguh bikin penasaran.

    BalasHapus
  9. aku belum baca ini, tapi langganan gramedia digital coba nanti aku cari mba
    wah Jember aku pernah ke sana sekali Mbak, pas blogger jember sueger, diajak juga main ke petani tambakao

    BalasHapus
  10. Judulnya unik ya mba, Lahbako..
    Jadi pengen ikutan bacaa nih

    BalasHapus
  11. buku yang sungguh merangkum semua cerita dengan baik dan plot twist yang mengejutkan. Paling suka dengan novel yang dalam meneliti suatu daerah sebelum dijadikan background cerita

    BalasHapus
  12. Novel dengan latar belakang dunia hukum biasanya selalu bikin tercengang karena kenyataannya banyak hal yang tidak terpikirkan oleh pembaca. Pilihan penulis sgt tepat dengan menulis daerah asalnya dan dunia yang juga digelutinya. Saya jadi penasaran pengin baca LahBako juga.

    BalasHapus
  13. cukup dengan harga 65ribu aja udah dapat buku novel lahbako, dan saya dapat informasi yang tersirat mengenai kehidupan para petani tembakau di timur pulau Jawa

    BalasHapus
  14. Hebat ya buku solonya diterbitan penerbit besar gini. Tadi bertanya-tanya arti Lahbako ternhata sudah dijelaskan.
    NOvel dengan banyak tokoh kalau penulisnya bisa menjelaskan dengan enak pembaca pun jadi lebih mudah mengerti ya

    BalasHapus
    Balasan
    1. betul mbk. Nggak kerasa meski tokohny banyak

      Hapus
  15. Nah iya, jangan sampe dikasih tau akhir ceritanya seperti apa, nanti malah spoiler dan bukan sebuah kejutan lagi deh. Hebat ya Mba, bisa tetap berkarya ngeblog dan membaca buku sambil mengurus rumah. Saya sering salut sama mamak-mamak yang produktif, kayak Mba Lita ini.

    Piuh.... Setelah membaca ulasan keren ini, saya mengambil kesimpulan bukunya menarik sekali kisahnya. Bolehlah kirim ke sini satu buku, heheheheheehh

    BalasHapus
    Balasan
    1. makasihh mas.. harus disempatkan mas meski kamar berantakan wkwkwk.. karena kerjaan rumah NGGA bakal ada habisnya. :D sy pesankan kah mas :D

      Hapus
  16. Menarik ya temanya... Tentang tembakau dan hukum di Indonesia... Menghibur sekaligus bisa menambah wawasan juga ya...

    BalasHapus
  17. Kejutan-kejutan kecil dalam cerita memang selalu menambah keseruan saat membaca. Ya, termasuk untuk saya yg kurang begitu antusias membaca novel.

    BalasHapus
  18. Keren ya temannya sudah berhasil nerbitin buku solo. Btw judul bukunya unik deh. ternyata itu diambil dari bahasa Madura ya

    BalasHapus
    Balasan
    1. iya mantab memang dia produktif. iya benar Madura soalny di jember banyak org madura jg

      Hapus
  19. Saya sedikit salah fokus tadi, kirain hotel ternyata novel ya. Baru dengar juga novel Lahbako ini, sangat unik. Apakah isinya akan seunik judulnya? Hem menarik untuk dicoba.

    BalasHapus
  20. Jadi ingin membaca novel ini secepatnya

    BalasHapus

Follower