Code Red for Humanity, Apa yang Bisa Anak Muda Lakukan?

33 comments
Setiap melakukan perjalanan dari Sidoarjo ke Malang, pembangunan terlihat di beberapa bagian kota. 

Daerah-daerah yang dulunya sepi dari aktivitas perekonomian, sekarang mulai terlihat ramai. Banyak lahan yang dibuka untuk ruko. Ada juga ruko-ruko yang mulai ramai. 

Namun, banyak juga ruko yang pada akhirnya mangkrak dan tidak ada aktivitas. Belum lagi banyak perumahan yang baru dibangun tapi tidak berpenghuni.

Tak heran jika Malang sekarang sering banjir. Dulunya, daerah Soekarno Hatta yang bebas banjir, beberapa tahun terakhir ini mulai sering banjir. 

Beberapa hari kemarin ketika hujan deras, tak lama banjir menggenangi jalan Soekarno Hatta. 

Penyebabnya karena curah hujan tinggi, debit air hujan yang besar sementara air tidak langsung meresap ke dalam tanah karena lahan resapan semakin berkurang.

Pertanyaannya, apakah banjir itu adalah sebuah akibat aktivitas manusia atau akibat dari krisis iklim yang terjadi?

Bisa dua-duanya.

Krisis iklim pun bisa disebabkan oleh aktivitas manusia. Banjir pun disebabkan oleh aktivitas manusia. 

Hanya saja krisis iklim terjadi sebagai akibat perbuatan manusia secara global.





Peringatan Perubahan Iklim Bagi Aktivitas Manusia


Menurut laporan Intergovernmental Panel on Climate Change (IPCC) dari United Nation untuk menilai perubahan iklim, aktivitas manusia mempercepat terjadinya perubahan iklim. Seperti yang ditunjukkan pada gambar berikut.



Laporan tersebut, diungkapkan António Guterres, sekretaris jenderal PBB, adalah sebuah peringatan Kode Merah untuk Kemanusiaan atau Code Red for Humanity. 

Tak hanya membahas tentang kemungkinan terburuk terjadinya perubahan iklim tetapi juga adaptasi dan mitigasi bencana akibat perubahan iklim dan sinergitas dengan tujuan pembangunan berkelanjutan (SDGs).

Laporan tersebut memproyeksikan bahwa dalam beberapa dekade mendatang, perubahan iklim akan meningkat di semua wilayah. 

Jika terjadi pemanasan global 1,5°C, maka beberapa negara akan terjadi peningkatan gelombang panas, musim hangat yang lebih panjang dan musim dingin yang lebih pendek. 

Jika terjadi pemanasan global 2°C, panas yang ekstrem akan lebih sering mencapai ambang batas toleransi kritis untuk pertanian dan kesehatan.

Dalam laporan tersebut menyatakan bahwa jika pembakaran bahan bakar dibatasi, masih ada harapan dan waktu untuk menghindari bencana pemanasan global.

Sementara jika kita masih menghasilkan emisi di masa depan dengan jumlah tertentu maka pemanasan global akan meningkat dengan level tertentu seperti dalam grafik berikut ketika mengikuti webinar Online Blogger Gathering yang berjudul Bumi Semakin Panas, Kode Merah untuk Kemanusiaan minggu lalu bersama Kak Anggita dari Madani Berkelanjutan, Blogger Perempuan dan Hiip Indonesia.



Misalnya ketika emisi CO2 meningkat sangat tinggi (very high CO2 emissions) maka di tahun 2100 suhu bumi akan meningkat hingga mencapai 5°C. 

Sedangkan jika kita melakukan pembatasan aktivitas yang agresif, cepat dan massif maka akan menghasilkan emisi hingga ke level yang sangat rendah (very low CO2 emissions) sehingga suhu bumi akan berada di bawah 1,5°C meski di tahun 2050 suhu naik sedikit di atas 1,5°C.

Di negara Indonesia, penyumbang emisi terbesar berasal dari kebakaran hutan dan lahan. Setelah itu, energi, seperti batu bara, menjadi penyumbang emisi terbesar kedua.




Akibatnya apa ketika suhu bumi meningkat melebihi limit 1,5°C?


Jika itu terjadi maka di beberapa negara akan mengalami banjir, kekeringan, kenaikan muka air laut, curah hujan berubah, kenaikan suhu, kekurangan air, suhu dingin ekstrem.

Kalian pernah dengar berita ribuan orang meninggal di India tahun 2015? Yes. 

Penduduk India sudah merasakan gelombang panas hingga membuat penduduknya dehidrasi dan mengalami kematian. 

Sedihnya, korban jiwa adalah penduduk miskin dan lanjut usia. Sampai-sampai banyak pembagian air dingin gratis di bagian kota. 

Dan jika suhu semakin meningkat maka bisa saja setiap tahun beberapa negara akan mengalami hal serupa seperti di India. 

Gelombang panas di India
Pembagian air dingin gratis di India 2015 (Sumber: BBC)


Tidak hanya di India, beberapa bagian negara seperti di Amerika, Eropa, Mediterania, Afrika, Asia Barat dan Tengah juga mengalami suhu panas ekstrem dan mempengaruhi penduduknya.

Diperkirakan pula kekeringan terjadi di berbagai wilayah dunia. Dan itu berpengaruh pada tanaman baik pangan maupun non pangan. 

Hasilnya manusia jua lah yang merasakan dampaknya. Kasihan orang-orang yang tingkat ekonominya ke bawah karena tidak mampu menjangkau bahan pangan yang semakin langka.

Bayangkan jika beberapa tahun lagi mengalami kekurangan air? Saking langkanya kita harus beli air dengan harga yang sangat mahal. 

Semakin meningkat suhu global bumi maka semakin rentan juga kelangkaan air terjadi. Kompleks banget ya.

Efek pemanasan global lainnya, beberapa negara Amerika mengalami suhu dingin ekstrem hingga minus 46 derajat selsius. 

Bahayanya penduduknya bisa mengalami radang dingin atau frostbite dan hipotermia. Beberapa penduduk Amerika meninggal akibat suhu dingin yang ekstrem. 

Tak hanya di negara dekat Arktik saja yang terkena dampak suhu dingin ekstrem, di Indonesia pun mengalami suhu dingin ekstrem di dataran tinggi seperti Dieng dan Bromo. Banyak tanaman yang mati karena di musim kemarau yang justru mengalami suhu dingin ekstrem.

Air terjun Niagara membeku karena suhu dingin ekstrem (Sumber: Liputan 6)


Tak hanya itu, dari sisi sosial ekonomi, PDB hilang 2,5-7% pada tahun 2100 akibat krisis iklim. Dan kelompok yang paling terpengaruh saat krisis iklim adalah masyarakat miskin.

Jadi, komitmen apa yang bisa dilakukan untuk mengurangi pemanasan global 1,5°C?


Bulan November ini tanggal 1 – 12 di Glasgow akan diselenggarakan konferensi COP 26 yang akan membahas tentang Climate Change.

Borris Johnson, Perdana Menteri Inggris, mengeluarkan slogan COALS, CARS, CASH dan TREES sebagai komitmen internasional pada COP 26.

"COALS - kami ingin negara maju menghentikan kebiasaan penggunaan batu bara sepenuhnya pada tahun 2030 dan negara berkembang pada tahun 2040.

"CARS - kami ingin dunia mengikuti jejak Inggris dan meninggalkan mesin mesin pembakaran internal bahan bakar fosil.

"CASH - kami ingin negara-negara terkaya yang secara historis menghasilkan begitu banyak karbon dunia berkomitmen kembali untuk mendukung seluruh planet ini menjadi hijau dengan memberikan donor dana sebesar $100 miliar per tahun.

"TREES - kami ingin COP26, pertemuan puncak PBB, berkomitmen untuk memulihkan alam dan habitat dan mengakhiri pembabatan hutan, karena pohon adalah salah satu pertahanan alami terbaik kami melawan perubahan iklim. Untuk menjadi nt-zero karbon, kita harus net-positive untuk pohon dan pada tahun 2030 kami ingin menanam jauh lebih banyak pohon di seluruh dunia daripada yang hilang."

Komitmen dengan slogan tersebut diharapkan suhu bumi tidak melebihi 1,5°C dan dapat mengurangi dampak yang ditimbulkan.




Sebagai anak muda, apa yang bisa kita lakukan?


Sebagai anak muda yang masih akan terus merasakan krisis iklim, salah satu cara untuk mengurangi pemanasan global adalah dengan mengurangi jejak karbon.

Mengurangi jejak karbon bisa dari Food, Fashion dan Fuel.

Makanan yang kita makan bisa meninggalkan jejak karbon. Sampah makanan yang kita hasilkan dapat membentuk gas metana di TPA yang dapat meningkatkan efek gas rumah kaca.

Pakaian yang kita pakai juga bisa meningkatkan gas rumah kaca dari aktivitas pabrik yang memproduksi pakaian. Maka bijaklah dalam membeli pakaian.

Sedangkan dari fuel adalah bahan bakar dimana anak muda mengurangi penggunaan kendaraan bermotor. Bijaklah dalam menggunakan kendaraan bermotor. Gunakanlah sepeda atau berjalan kaki jika ingin bepergian ke tempat yang tidak terlalu jauh. Kurangi penggunaan AC jika memang tidak diperlukan di kondisi cuaca yang masih layak tidak menggunakan AC. Hemat dalam menggunakan listrik di dalam rumah. Hemat pula dalam menggunakan gas LPG yang juga merupakan hasil dari bahan bakar fosil.

Terakhir dari Kak Anggita bahwa kita tidak bisa mengubah deforestasi sendirian atau mencegah izin tambang yang menyebabkan perubahan iklim. 

Termasuk juga kita tidak bisa mencegah para pengembang atau investor untuk menghentikan aktivitas mereka membuka lahan agar tidak banyak lahan dibuka untuk pembangunan. Tapi kita bisa bersama-sama menuntut perubahan sistemik yang bisa mempengaruhi kebijakan. Jika aksi- aksi yang kecil ini dilakukan oleh seluruh orang maka tentu akan mengurangi krisis iklim.

Jadi, ayo anak muda mari kita mulai berpangku tangan untuk mulai mengurangi krisis iklim!







Referensi:

https://www.edie.net/amp-news/11/Boris-Johnson-pledges-action-on--coal--cars--cash-and-trees--at-COP26/

https://www.ipcc.ch/2021/08/09/ar6-wg1-20210809-pr/

https://www.kompas.com/sains/read/2021/08/24/170200623/5-dampak-perubahan-iklim-jika-suhu-bumi-naik-2-derajat-celsius

https://politicstoday.org/un-climate-change-report-global-warming-red-red-code-for-humanity/

https://www.bbc.com/news/science-environment-58130705.amp

https://www.bbc.com/indonesia/dunia/2015/05/150528_dunia_india_panas.amp

https://www.liputan6.com/amp/4491145/potret-air-terjun-niagara-membeku-akibat-badai-dahsyat-melanda-as


Next PostPosting Lebih Baru Previous PostPosting Lama Beranda

33 komentar

  1. Semakin tinggi pembangunan di suatu daerah, maka semakin tinggi risiko terjadinya banjir. Apalagi kalau pengaturan tata kotanya asal-asalan.

    Nggak nyangka juga Kota Malang bisa mengalami banjir ya Mba. Padahal mungkin sebelumnya tidak terjadi.

    Setelah membaca artikel ini, serem juga prediksi kehidupan di tahun-tahun mendatang, apalagi jika tidak segera dibenahi, entah akan seperti apa suhu bumi nantinya. Berdoa saja semoga semuanya bisa kembali baik ya, aaamiiin...

    BalasHapus
    Balasan
    1. Berdoa sekaligus melakukan perubahan2 kebiasaan di keluarga ya mas.
      Sekarang aja kalau musim kemarau gerahnya udah mulai ampun-ampunan, apalagi kalau di masa depan. semoga suhu bumi tetap terkendali.

      Hapus
  2. Climate change is real ya, mba.. Jadi inget pas pertama kali nonton an inconvenient truth-nya Al Gore. Langsung merinding sih.. sekarang juga banyak banget film dokumenter tentang lingkungan yang bikin aku refleksi diri..

    BalasHapus
  3. Padahal cewek tu ada yang suka banget perhatian sama fashion ya. Rasanya kalau ada mode baru inginnya beli dan koleksi.

    Mulai sekarang kalau mau mentingin mode kudu ingin perubahan iklim deh. Biar nggak over kalau beli-beli busana.

    BalasHapus
  4. Yup, setuju, susah kalau berharap bisa menghentikan pengembang dan investor... Yang penting mulai dari diri sendiri aja dulu dan mulai dari yang kita bisa...

    BalasHapus
  5. Ngeri membayangkan kejadian di India pada tahun 2015 lalu. Terbayang betapa panasnya sehingga ada beberapa korban jiwa.
    Memang seharusnya anak-anak muda diikutsertakan untuk memelihara bumi agar tetap lestari.

    BalasHapus
  6. Tidak disangka ya akibat perubahan iklim itu dampaknya bisa teramat besar. Saatnya yang muda bekerja sama dengan yang dewasa untuk sama-sama memberikan sumbangsih buat kehidupan ini.
    Mari bersama kita lestarikan alam dan lingkungan

    BalasHapus
  7. Sangat mencerahkan, Kak. Benar-benar harus melek soal iklim. Jadi, kita lebih tergugah dalam mencegah kemungkinan yang buruk terjadi pada bumi. Misalnya, kalau ibu rumah tangga kaya saya harus hemat gas lpj dan listrik.

    BalasHapus
  8. memang benar, Mbak. Banyak hal yang terjadi pada manusia, akibat ulah manusia sendiri. Misalnya itu tadi, karena pembangunan, namun tidak memperhatikan resapan air, maka pas hujan, air tergenang, bahkan banjir. Sama seperti sampah yang dibuang ke laut, maka suatu ketika akan dikembalikan ke darat, dan akan merugikan manusia. Pastinya merusak habitat hewan laut juga.

    BalasHapus
  9. Iya, sedih ya melihat berita akibat gelombang panas.
    Kalau di lingkungan terdekat saya, mendengar infoemsi kampung halaman yang semakin sering kebanjiran kalau musim penghujan, efek dari hutan yang mulai dibabat untuk lahan perkebunan. Padahal hutan2 itu berada di hulu sungai.
    Semoga anak muda satu suara dalam kepedulian ini.

    BalasHapus
  10. Wajib bergerak semuanya untuk mencegah emisi karbon makin meningkat. Lakukan dari hal yang terdekat, agar menjadi kebiasaan baik

    BalasHapus
  11. Padahal malang terkenal banget sebagai kota yang adem ya mbak. apalagi dengan kota2 besar lainnya nih. Memang deh kemanusiaan kita saat ini dituntut banget untuk peka terhadap lingkungan, tentu kita bisa memulainya dgn melakukan hal2 baik untuk bumi dgn hal2 kecil

    BalasHapus
  12. Serem juga kak Lita yg air terjun niagara itu. Jujur aku baru denger dan lihat fenomenanya. MasyaAllaah bener2 udah red code ya ini

    BalasHapus
  13. maaf kak kok agak rancu, kenapa akhirnya ngajak "berpangku tangan"? 😅🙈

    BalasHapus
    Balasan
    1. maksudnya bersama-sama untuk mengurangi krisis iklim gt mbak hehe..

      Hapus
  14. Mbak Lita aku kurang paham dengan kalimat di paragraf keenam,"Penyebabnya karena berkurangnya curah hujan tinggi, debit air hujan yang besar sementara air tidak langsung meresap ke dalam tanah karena lahan resapan semakin berkurang." apa salah ketik atau memang maksudnya seperti itu?

    BalasHapus
    Balasan
    1. haha iya mbak maaf salah ketik.. udah aku edit hehe.. makasih mba

      Hapus
  15. ah iya lho, dampak perubahan iklim ini dahsyat banget
    makanya perlu langkah Bersama untuk menjaga kelestarian bumi ya mbak

    BalasHapus
  16. wah kebetulan banget kak saya juga dari pagi lagi bacain tentang perubahan iklim ini, tadi baca berita juga di berita luar tentang kenaikan suhu itu, wah ngeri ya

    BalasHapus
  17. Bicara perubahan iklim, beberapa tahun belakangan ini kita jadi nggak tahu ya kapan musim hujan atau musim panas karena udah makin membingungkan. Semua karena ulah manusia juga ya ujung-ujungnya.

    BalasHapus
  18. Serem yaa...sampai code red.
    Semoga dengan banyaknya kesadaran dan literasi yang kita tuliskan untuk bergerak bersama selamatkan bumi yang sudah tidak sehat lagi.

    BalasHapus
  19. Indonesia hutannya habis dibabat jadi lahan sawit semua.
    Saham batu bara harganya lagi miring jadi makin laris. Didanain terus dah tuh emisi karbon.

    BalasHapus
  20. Code red udah kerasa banget nih di Surabaya. Cuacanya masya Allah panas banget saingan sama inti bumi.
    Bahkan mulai bermunculan campaign menolak Human Extinction.
    Duh serem. Ras manusia sebentar lagi punah. Astagfirullah..

    BalasHapus
  21. Emang udah terasa banget saat ini bumi makin panas. Aku pun mencoba mengurangi jejak karbon dengan yang kubisa terutama dari makanan. Kurangi makan biar sampah makanan berkurang.

    BalasHapus
  22. Dengan kerjasama dan dari diri sendiri setidaknya bisa mengurangi dampak emisi gas karbon. Yuk kolaborasi

    BalasHapus
  23. beda suhu 0.5 aja udah segitu signifikan yaa mbaa.. semoga aja kita bisa mencapai target untuk menekan suhu bumi pada beberapa tahun mendatang. perlu kerja keras barengan ini yaa

    BalasHapus
  24. wahsaya nggak tahu kalau dampak dari sisa makanan sebegitu hebatnya. Dan saya lihat karakter banyak orang indonesia, ambil makanan banyak dan nanti tidak dihabiskan. Di Batam sendiri sudah panaaaaaaaas sekalis etiap harinya.

    BalasHapus
  25. setuju nih sekarang kalau mau makan harus bijak juga, bukan sekedar untuk diet bagi kesehatan saja tapi keberlangsungan Bumi ini karena sampah makanan kita juga bukan berjumlah sedikit dan itu punya kontribusi besar menyumbang kenaikan suhu Bumi ya, hikss :(

    BalasHapus
  26. Masya Allah, inikah tanda-tanda akhir dunia.. sampai udah red code gini. Semoga kita masih bisa jadi orang-orang yang selalu melindungi bumi ya. Memang benar udah saatnya berkolaborasi, nggak bisa kerja sendiri-sendiri.

    BalasHapus
  27. Memang berasa panas banget sih beberapa minggu terakhir. Tapi kalau dingin juga berasa dingin banget. Memang sih sudah waktunya bagi kita untuk lebih peduli pada kondisi bumi sekarang setidaknya dimulai dari hal yang kecil ya

    BalasHapus
  28. Penggunaan kendaraan bermotor ini yang masih jadi PR banget. kalau di kota besar kendaraan umum banyak ya, dan kondisi oke. Kalau di kota kecil justru malah pemakai kendaraan pribadi banyak, cuma bedanya di sana gak macet dan polusi. Di Jakarta panasnya lagi WOW banget, soalnya juga udah mulai macet lagi, habis gimana kendaraan umum banyak, kendaraan pribadi juga membludak. Pokok masalah kondisi bumi ini harus diurai satu per satu, terutama dari diri kita sendiri.

    BalasHapus
  29. Membaca efeknya jadi ngeri ya kak. Jangan sampai kejadian kayak india terulang lagi apalagi sampai ke negeri kita. Semoga kita bisa menjaga bumi agar tetap normal dan bisa mengambil langkah dari hal kecil seperti yang sudah kakak jelaskan. Aamiinn

    BalasHapus
  30. Saya pun terpikirkan untuk beralih dari motor pribadi ke bis umum dari pemerintah yang gratis mba. Hitung2 juga olahraga. Selain itu juga bisa ikut mengurangi emisi dari motor.

    BalasHapus

Follower