Day 1 Offline Gathering Eco Blogger Squad di Jakarta : Cooking Demo dan Plating Competitiom

3 comments
Sudah tiga tahun ini aku bergabung dengan Eco Blogger Squad, blogger lingkungan yang menulis isu-isu lingkungan di blog masing-masing yang sudah berdomain (.com, .id, .web.id, dll). Karena blogger-blogger ini menjadi bagian dari Blogger Perempuan Network, maka para blogger yang kebanyakan wanita ini berasal dari berbagai daerah di Indonesia. Ada juga kok yang cukup tapi memang nggak banyak.

Biasanya tiga tahun ini kami bersua di zoom sambil menyimak materi lingkungan yang diberikan oleh narasumber sekaligus ada kuis berhadiah. Setelah pandemi akhirnya Eco Blogger Squad bisa bertemu langsung selama dua hari dan menanam mangrove.

Serunya, kami jadi bisa saling tahu wajah-wajah yang dulu suka on cam dan off cam. Ternyata mereka lebih rame ketimbang ketemu di zoom (yaiyalah mana bisa di zoom mau rame, wkwk).

Stasiun Pasar Senen Jakarta


Aku tiba di Pasar Senen sekitar pukul sembilan pagi. Di sana sudah ada Kak Amel yang dari awal tektokan masalah keberangkatan. Tak lama, beberapa teman EBS dari daerah Jawa Tengah tiba. Ada Mbak Nurul dan Mbak Arinta dari Pekalongan dan Mbak Nyi dari Kendal (mboh lali aku pokoknya setelah Semarang. Haha.). Eh, inget namanya Weleri. ,XD

Kami pun langsung diantar ke tempat acara yaitu di Almond Zucchini, studio dapurnya Kak Brian. Melewati kota Jakarta yang siang itu belum terlalu padat. Kami tiba di Almond Zucchini yang belum ada peserta. Kakak-kakak panitia sedang bersiap-siap.

Almond zucchini Jakarta


Aku pun mencari tempat charge hape dan mencari tempat duduk yang bisa buat leye-leye alias di pinggir. Karena belum sikat gigi, aku langsung melipir ke kamar mandi. Maunya sih mandi ya, tapi kamar mandinya nggak memungkinkan banget wkwkwk. Maklum berangkat jam 22.30 dari Pasar Turi jadi nggak sempet mandi. Cuma sempet ganti baju sesuai dresscode Earth tone sama kasih bedak kelek. Wkwkwk.

Kami menunggu sambil bercerita mengobrol ngalor ngidul. Semakin lama, teman-teman berdatangan. Sebagian ada yang sudah check in hotel tadi pagi karena kereta mereka tiba dini hari seperti Mbak dian dari surabaya juga. Aku sengaja minta jadwal malam biar gak kelamaan ninggalin anak-anak huhuhu.

Jam 12, ruangan sudah ramai dengan kehebohan teman EBS dari berbagai daerah. MasyaAllah. Ada Kak Alfi dari Natuna, Kak Iqbal dari Aceh, Kak Siti dan Kak Multi dari Kalbar, Kak Ruli dari Banjarmasin, Kakak2 dari Palembang, Jabodetabek, Banyuwangi, Jember, Kebumen, Jepara, dll. Aku nggak hapal.

Acara pun dimulai dengan perkenalan-perkenalan singkat bareng kak Brian yang dulu pernah isi materi tentang mengolah makanan, terus ada dari PARARA (Panen Raya Nusantara) dan ada HII (Hutan Itu Indonesia).

Pertama kita cooking demo dengan chef Brian. Beliau akan membuat mie ayam rica-rica dan pentol. Mie-nya dibuat langsung di sana. Beliau pakai bahan-bahan lokal. Bahan mie dari tepung mocaf dan sorgum ditambah tepung sagu biar ada kenyalnya. Dicampur kemudian dimasukkan piping bag, nggak perlu dibanting-banting, haha. Karena ini mie adonan basah bukan adonan kering yang bisa dibanting-banting.

Chef Brian di Almond zucchini Jakarta


Kalau adonan terlalu padat nanti nggak bisa panjang-panjang kayak mie. Jadi kayak cendol. Tapi kalau encer juga ngga bisa dibentuk. Dari piping bag ini, mie dimasukkan ke air yang sudah direbus. Setelah itu, mie tadi dimasukkan ke dalam es batu biar kenyal.

Kalau ayam rica-rica bumbunya sih seperti biasa ya. Terus pentolnya ini pakai jewawut alias semacam serealia yang biasa digunakan untuk makanan burung. Eh, ternyata jewawut ini bagus untuk jantung.

RESEP PENTOL JEWAWUT

50 gram jewawut, masak hingga tanak
400 gram mix daging sapi & ayam 
3 sdm tepung mocaf
5 sdm tepung tapioka
5 siung bawang putih
1 batang daun bawang, iris
1 butir putih telur
50 gram es batu
1,5 sdt garam
1,5 sdt kaldu bubuk
1 sdt gula pasir
1 sdt lada bubuk

RESEP MI AYAM RICA

Bahan Mi Mocaf:
175 gram tepung mocaf
80 gram tepung sorgum
60 gram tepung kentang
1/2 sdt garam
2 butir telur
250ml air

Bahan Ayam Rica:
300 gram ayam cincang
2 sdm minyak
bumbu halus
5 lembar daun jeruk
2 lembar daun salam
1 batang sereh, geprek
2 cm lengkuas, geprek
1 bh tomat, potong dadu
1 batang daun bawang, iris
1 sdt garam
1 sdt kaldu jamur
2 sdt gula pasir
1/2 sdt lada bubuk
150 ml air

Bahan Bumbu Halus:
8 siung bawang merah
5 siung bawang putih
15 bh cabai keriting merah
10 bh cabai rawit merah (opsional pedas)
1/2 sdt kunyit bubuk
1/2 sdt ketumbar bubuk
2cm jahe
100 ml air

Pelengkap:
Selada Segar
Bawang Merah Goreng
Acar

Untuk cara pembuatan, kalian bisa kira-kira sendiri lah ya. Wkwkwk.


Mie Ayam Rica


Selanjutnya, bikin Moringa Chocolate Parfait. Chef Brian membuat krim Moringa dari teh daun kelor (Moringa). Krimnya pakai whipping cream. Setelah itu dicampur dengan teh. Rasanya enak, manis dan nggak eneg. Chef Brian juga bikin apel aroma gitu yang dicampur kayu manis, sirup pala. Resepnya Moringa Chocolate Parfait.

Resep Moringa chocolate parfait
Resep moringa chocolate Parfait


Nah, karena plating (menghias di tempat) ini dikompetisikan maka kami dibagi menjadi beberapa kelompok dan membuat plating moringa chocolate parfait. Aku sekelompok dengan Kak Lendy, Kak Mira, Kak Alfi, Kak Iqbal, kak Melati dan kak Laily. Di meja udah disediakan krim moringa dalam piping bag, biskuit dalam ziplock, strawberry, coklat cair, apel aroma.

Bingung deh mau bikin apa. Akhirnya yaudah pokoknya potongan strawberry dimasukkan, terus kasih krim, kasih lagi apel aroma, kasih krim lagi, terus kasih hiasan atasnya coklat, biskuit potong dan daun mint.

Moringa Chocolate Parfait
Plating Moringa Chocolate Parfait


Yang paling mengejutkan ituuuu ada yel-yel dadakan dan menjelaskan konsep plating dadakan yang berdasar tema yang udah dikasih saat zoom. Entahlah aku ngomong apaan yak. Hahaha. Gacor ajalah.

Tapi tetap kalah. Hahaha. Yang menang kelompok 1, kelompoknya Arai. Yah, arai memang jago berkata-kata. Plating mereka juga rapiii. Aseek. Kelompok satuuuu Dibahas2 terus pokoknya wkwk.

Kelompok 3 (Kak Iqbal, Kak Mira, Kak Lendy, Kak Alfi, Kak Melati, dan Kak Laily)


Setelah acara plating, kami semua mencicipi masakan chef Brian dan hasil plating kami. Ya Allah, rasanya kok enaakk. Intinya bahan dari pangan lokal juga bisa enak kok.. pentol jewawut aja bisa kenyal dan enak. Emang beda ya kalo di tangan chef itu pasti berhasil dan enak. Mie nya juga enak. Mungkin memang nggak sekenyal mie yang biasa dimakan tapi memang seperti mie. Rica-ricanya pedaaaaassss. Aku nggak tahan. Beberapa teman yang lain juga. Jadi teman yang tahan pedes membantu menghabiskan biar mengurangi food waste yaa.

Kami lanjut acara dari HII yang ngajak aku dan teman-teman merasa di hutan. Merasakan hutan dengan lima panca indera. Aku kalau bahas gini berasa keinget banget sama hutan waktu dulu di Kalimantan.

Setiap kelompok bergantian mencoba jalan-jalan ke hutan yang disediakan di meja belakang. Na, bingung to?

Di meja sudah disediakan beberapa tumbuhan, kayu, hasil hutan seperti madu, kayu manis, cengkeh, pala, dan ada virtual reality jalan-jalan ke hutan juga. Kita bisa menyentuh (touch) potongan kayu, lumut dan serasah. Kita juga bisa melihat hutan lewat VR. Kita bisa menghidu kayu manis, cengkeh, pala dan hasil hutan lainnya. Kita bisa mendengar suara satwa dari hutan lewat speaker yang disediakan. Kita juga bisa merasakan madu mangrove dan madh

Nah, yang menarik pertama kali aku nyoba VR yang berbentuk kacamata. Berasa sedang berjalan ke hutan. Naik ke bebatuan, turun bukit, melewati pepohonan, bahkan hampir terbang ke jurang. Selepas memakai kacamata VR, agak nggeliyeng sih. Tapi seru.

Aku juga sempat merasakan madu mangrove yang agak manis pahit dan madu flora asli hutan yang segar. Ada kopi juga tapi aku nggak bisa minum kopi hehe.

Setelah itu, ada acara kuis tentang lingkungan. Pertanyaannya gampang aih tapi perlu cepat-cepatan membaca. Dan ada dua jawaban yang salah haha. Akhirnya aku masuk urutan ke 12. Yang dikasih hadiah hanya 3. Haha.

Acara pun selesai diakhiri dengan foto-foto, kami pun makan malam sambil menunggu hujan reda untuk balik ke hotel. Karena semua pada antri dianter ke hotel.

Malam itu, aku dan beberapa teman kembali ke hotel Pop! Hotel Kemang. Air panas cukup membuat rasa lelah hilang sejenak. Tidur pun nyenyak untuk memulai aktivitas esok hari. Cerita Day 2 menanam mangrove di Pantai Indah Kapuk akan aku tulis juga di postingan selanjutnya ya.

Next PostPosting Lebih Baru Previous PostPosting Lama Beranda

3 komentar

  1. Oh Arai ikut juga? Kok gak berangkat bareng dia aja Lit? Seru juga ya acaranya masak-masak gitu. Jewawut tuh yang biasanya buat pakan ayam juga bukan sih?

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iyaa ikutt. Aku berangkat dari Surabaya. Arai naik sleeper bus dr malang. Iya bener jewawut untuk makan unggas mbak..

      Hapus
  2. Acaranya bikin kangen ini seseru ini. Pastinya setiap moment wajib foto-foto bakalan jadi kenangan sepanjang zaman hehe. Ditunggu ulasana day 2 mangrove ya kakak

    BalasHapus

Follower