Dari Ngonten Apa Aja, Yang Penting Bermanfaat tapi ber-Cuan Bersama IndiHome

5 comments
Aku percaya sesederhana apapun informasi bisa sangat bermanfaat bagi orang lain. Bagi sebagian orang, membagikan cara mengupas kentang di sosial media adalah hal tak penting tapi bagi seorang gadis yang baru menikah dan belum pernah memegang pisau, mungkin saja itu sangat bermanfaat bagi kehidupannya.



Konten yang bermanfaat

Aku menjadi salah satu orang, seorang anak dan seorang ibu, yang sangat membutuhkan pelajaran pengalaman dari orang lain. Sesederhana bagaimana membuat MPASI anak 6 bulan, atau bahkan mencari tahu bagaimana jika bayi terserang batuk pilek.

Hal itulah yang akhirnya mendorongku untuk menuliskan kisahku sendiri lewat sosial media sejak tahun 2008.

Awalnya, aku mengenal Friendster, media sosial yang hampir mirip dengan Facebook. Dulu, aku hanya mempublikasi bagaimana hari-hariku saat itu. Yang awalnya curhat di buku harian, semenjak mengenal sosmed, aku pun curhat di sosmed. Sebenarnya aku tidak rutin curhat di Friendster. Bagiku, zaman itu, sangat aneh sekali memposting segala sesuatu dalam kehidupan pribadi kita di media sosial.

Justru setelah Facebook booming, aku lebih sering beraktivitas di sana. Berjumpa dengan teman lama, posting foto dan juga membuat status tak penting. Lama kelamaan, aku berpikir untuk apa aku share tentang kehidupanku kalau tidak bermakna bagi orang lain? Akhirnya, aku mulai membuat blog.

Blog yang belum berdomain TLD itu hanya untuk memposting tugas kuliah yang aku kerjakan, materi kuliah dari buku, atau hanya mengenang masa perkuliahanku. Semakin lama semakin berkembang, aku mengisahkan banyak hal di sana. Apa pun pesan perjalanan yang aku dapat dalam hidup, aku posting di blog. Harapannya, blogku bisa membantu orang lain. Entah apa pun itu. Sesederhana saja pikiranku saat itu.





Mulai dari tempat wisata, ilmu yang aku dapatkan, setelah menikah, aku juga memposting tentang sakit anak yang mungkin bisa membantu ibu-ibu lain yang bingung sepertiku saat anak sakit.

Bahkan saat aku dan suami hampir mengalami penipuan, aku pun menuliskannya di blog. Ternyata dari cerita sederhana itu, banyak yang mengomentari blog, mengirimiku pesan, bahkan tak segan bertanya di sosmed. Banyak yang mengalami hal serupa. Dan mereka ingin tahu bagaimana agar uang bisa kembali. Karena banyak pertanyaan membludak yang aku tak sanggup membalasnya satu persatu. Akhirnya aku memperbarui tulisan tentang penipuan dan menjawab pertanyaan yang masih membingungkan mereka.



Aku sadar bahwa konten sederhana pun bisa sangat bermanfaat untuk orang lain. Dan itu benar-benar membuat ketagihan apalagi jika ada yang like atau subcribe.

Setelah itu, aku mulai merambah Youtube. Bagiku, blog dan Youtube ini menjadi paket komplit. Selain menuliskan dalam bentuk kata-kata, pembaca juga bisa melihat visualisasinya melalui Youtube. Karena baru belajar, aku tak begitu paham bagaimana menambah subscriber atau view. Yang kupikirkan saat itu adalah aku harus berbagi pada orang lain dan aku ingin menyimpannya dalam bentuk digital.

Kreator Konten Dapat Cuan

Pasti banyak yang dengar konten kreator itu cuannya. Sesungguhnya semua itu perlu usaha. Tak instan. Sampai saat ini blogku sudah memiliki banyak artikel yang alhamdulillah sudah bisa menghasilkan uang. Sedangkan Youtube belum menjadi sumber cuan karena belum memenuhi syarat. Meskipun begitu, aku senang bisa menjadi kreator konten di Youtube.

Sebagai ibu rumah tangga, penting juga loh untuk latihan berbicara di depan kamera biar tidak kagok. Dan Youtube ini bisa menjadi media yang pas.

Konten yang Menuai Prestasi

Dari menulis konten di blog, aku telah menuai prestasi. Tak banyak sih tapi aku sudah cukup bahagia. Dan tidak muluk-muluk. Kontenku bisa memberi manfaat atau inspirasi atau jawaban bagi setiap orang yang membutuhkan.



Ada satu kebahagiaan yang aku sadari sesaat membuat video di Youtube.

Yaitu soal kebanggaan. Mungkin bisa disebut sebagai prestasi juga ya.

Aku merasa kebanggaan ini yang akhirnya membuatku semakin cinta tanah air Indonesia, meski penuh dengan beragam polemik di dalamnya.

Aku paling suka mengabadikan momen-momen perjalananku. Aku sadar, bahwa memori otak dan hapeku tidak banyak. Makanya, perjalanan yang aku rekam di kamera maupun otak diunggah dalam blog atau Youtube.

Terbukti, suatu ketika aku lupa akan suatu hal, akhirnya aku membuka lagi catatanku dalam blog.

Alasan lainnya, untuk menjadi Youtuber pun memori hapeku terbatas. Kuota pun tidak banyak. Bisa-bisa kuotaku habis dalam beberapa hari.

Biasanya aku akan mengedit video di rumahku di Sidoarjo, dan video yang akan aku upload ke Youtube, aku memakai jaringan internet provider, IndiHome di rumah mertua. Kebetulan dulu saat pasang di rumah mertua, hanya IndiHome dari Telkom Indonesia yang bisa akses masuk ke perumahan dan harganya lebih murah, apalagi di rumah banyak yang perlu internet. Dan mertua sudah langganan IndiHome hampir 10 tahun.



Kalau pakai jaringan IndiHome, aku nggak pakai mikir kuota cepat habis atau lemot sebab jaringan IndiHome terkenal cepat dan stabil. Upload video banyak pun tak masalah. Selama di rumah mertua, aku jadi lebih produktif karena aku bisa share konten video di Youtube tanpa batas, aku bisa unggah videoku ke dalam ruang penyimpanan digital (storage) jadi tidak membebani ponselku.

Aku pun jadi bisa bebas ambil konten video di mana aja. Semangat berkonten ria bersama IndiHome!

Next PostPosting Lebih Baru Previous PostPosting Lama Beranda

5 komentar

  1. Semangat nulis terus mba, menebar manfaat dan bercuan ya. Ga bakal mati gaya karena kreatifitas bisa digali terus didukung kecepatan dan stabilnya internet dari IndiHome.

    BalasHapus
  2. Apapun pencapaiannya dari konten itu, yg penting bisa bikin kita bahagia ^_^

    BalasHapus
  3. Alhamdulillah akupun memulai sejak suami pasang IndiHome di tahun akhir 2019. . Banyak hal yang bisa aku lakukan.

    BalasHapus
  4. Konten kreator mmg jd profesi baru yg menjanjikan skaligus menyenangkan 😊

    BalasHapus
  5. Iya mbak, alhamdulilah ngonten pun bisa jadi ladang pahala ya kalau kita lakukan untuk share kebaikan. Apalagi jika hal itu bermanfaat bagi pembaca.

    BalasHapus

Follower