Hal Yang Perlu Mom Ketahui tentang Speech Delay

11 comments
Anak speech delay

Speech delay atau keterlambatan bicara banyak terjadi pada balita. Anak terlambat bicara atau yang bisa disebut dengan speech delay memang bisa menjadi sesuatu yang cukup mengkhawatirkan buat Mom. 

Meskipun, kemampuan anak berbeda-beda, anak terlambat bicara bisa mulai diperhatikan sejak usia 8 bulan, loh. Tanda-tanda anak terlambat bicara biasanya hampir semua anak mengalaminya, namun Mom juga harus memperhatikan jika ada gejala lainnya.

Speech delay adalah kondisi di mana perkembangan kemampuan berbicara pada seorang anak mengalami keterlambatan dibandingkan dengan perkembangan bahasa yang diharapkan untuk usianya. 


Meskipun beberapa anak dengan keterlambatan bicara mampu mengejar ketertinggalan teman-temannya dalam waktu tertentu, keterlambatan tersebut mungkin merupakan bagian dari kondisi yang lebih kompleks dan di kasus tertentu memerlukan pemeriksaan diagnostik khusus [1]. 

Hal ini dapat melibatkan kesulitan dalam pengucapan kata, pembentukan kalimat, atau pemahaman bahasa. Faktor-faktor seperti ketidakseimbangan otot wajah, gangguan pendengaran, atau kurangnya stimulus bahasa dapat menjadi penyebab speech delay.

Hal yang Mom perlu tahu tentang speech delay

Artikel ini akan membahas beberapa hal yang perlu Mom ketahui tentang speech delay secara umum.

Anak speech delay bisa dideteksi sejak usia 1 tahun

Salah satau cara deteksi anak speech delay bisa dilihat saat usia 8 bulan. Apakah anak sudah mengoceh atau tidak. Mom perlu memperhatikan ketika di usia 8 bulan anak masih jarang mengoceh seperti Mamama, papapap, yayaya, dst. 

Seperti yang terjadi pada anak saya karena di usianya yang 8 bulan, dia jarang sekali mengoceh seperti layaknya anak-anak lain. Ini bisa jadi tanda speech delay pada anak. Anak usia 8 bulan harusnya sudah mulai cerewet. Jika anak jarang mengoceh, maka Mom bisa mulai mengajaknya berinteraksi atau melakukan stimulasi ya.

Susah menoleh ketika dipanggil

Bisa jadi ini menjadi salah satu tanda speech delay pada anak yaitu tidak menjawab panggilan. Coba Mom panggil dari jauh, apakah dia akan asyik dengan mainannya atau menoleh dan tersenyum pada Mom. 

Jika sulit menoleh, Mom harus datangi dan ajak agar dia mau menoleh pada Mom. Nah, susah menoleh ini juga bisa menjadi indikasi gangguan lainnya seperti gangguan pendengaran, autis atau ASD loh Mom. Jadi terus lakukan observasi ya.

Speech delay terjadi pada kapan saja

Speech delay dapat terjadi pada anak kapan saja dalam tahapan perkembangannya. Beberapa anak mungkin mengalami keterlambatan dalam perkembangan bahasa pada usia dini, sementara yang lain mungkin mengalami keterlambatan nantinya. 

Ada anak yang usia 1 tahun sudah bisa mengucapkan kata ‘ayah’ dan ‘ibu’. Ada anak yang baru bisa mengucapkan kata ‘ibu’ di usia 2 tahun, namun setelah itu kosakatanya berkembang pesat.

Faktor speech delay bermacam-macam

Faktor-faktor yang dapat menyebabkan speech delay melibatkan perbedaan individual, seperti faktor genetik, lingkungan, atau masalah kesehatan seperti gangguan pendengaran. 

Penting bagi orang tua dan perawat anak untuk memantau perkembangan bahasa anak dan berkonsultasi dengan profesional kesehatan jika terdapat kekhawatiran terkait speech delay.

Speech delay bisa pertanda autis

Mom, speech delay pada anak bisa menjadi pertanda anak mengalami gangguan lainnya seperti autis atau ASD. Namun, bukan berarti anak terlambat bicara pasti mengalami autis. 

Speech delay memang bisa menjadi salah satu ciri autis. Mom bisa mengetahui secara pasti anak mengalami autis atau tidak setelah melakukan screening dokter.


Sebelum memastikan ke tumbuh kembang anak, perhatikan anak Mom apakah setelah distimulasi, anak mau merespons ketika dipanggil atau tidak. Anak menatap mata lawan bicara atau tidak. Anak merespons dengan anggukan atau tidak ketika diajak bicara. Jika tidak, maka Mom bisa segera konsultasikan kepada dokter tumbuh kembang anak di kota Mom.

Namun, jika anak Mom masih mau merespons ketika dipanggil, dan mau menatap mata Mom, berarti Mom hanya perlu stimulasi atau interaksi yang lebih sering. Mom bisa melakukannya di tempat terapi wicara atau di rumah.

Kemampuan anak berbeda-beda

Mom boleh khawatir jika di usia 1 tahun anak Mom belum banyak mengucapkan kosakata dibandingkan anak lain di usianya. Namun, Mom juga perlu sadari bahwa kemampuan anak berbeda-beda. 

Mom bisa melakukan interaksi bicara atau stimulasi untuk membantu anak Mom belajar mengucapkan kata. Mom, ada anak yang di usia tersebut masih memperhatikan lawan bicara. 

Biasanya di usia 2 tahun, hasilnya akan terasa. Mom perlu khawatir jika di usia dua tahun anak Mom terjadi penurunan kemampuan berbicara atau di usia tiga tahun hanya bisa mengucapkan 3 atau 5 kosakata. 

Anak saya di usia 2 tahun belum banyak kosakata yang diucapkan. Namun setelah tiga bulan, kosakatanya cukup banyak bahkan hampir setiap hari ia bisa mengucapkan beberapa kata meski belum bisa dirangkai menjadi satu kalimat tiga kata. Mom, jangan menyerah untuk mendampinginya. Tetap ajak bicara terus dan berikan stimulasi, ya Mom.

Demikian hal yang perlu Mom tahu tentang speech delay secara umum. Anak terlambat bicara memang bikin sedih ya Mom. Jangan khawatir Mom speech delay juga bisa normal kembali, kok. Kalau Mom ingin tahu kapan mulai khawatir anak speech delay bisa baca artikel selanjutnya ya. Tetap semangat, Mom. Semoga nggak galau lagi, ya...

Referensi

[1] Zengin-Akkuş P, Çelen-Yoldaş T, Kurtipek G, Özmert EN. Speech delay in toddlers: Are they only `late talkers`? Turk J Pediatr. 2018;60(2):165-172. doi: 10.24953/turkjped.2018.02.008. PMID: 30325123.

Next PostPosting Lebih Baru Previous PostPosting Lama Beranda

11 komentar

  1. Dulu sempat saya juga langsung berpikir ingin ke terapis atau tumbuh kembang. Tapi alhamdulillah setelah distimulus, jadi makin banyak kosakatanya

    BalasHapus
  2. Ya, 1 tahun pertama memang orang tua hrs observasi, banyak bertanya, dan cepat mengambil tindakan jika melihat sesuatu yg beda dengan anak-anak kebanyakan. Anak kami sekarang sdh usia 4, dan syukur tdk ada masalah. Artikel-artikel seperti ini sangat berguna, khususnya bagi pasutri yg baru menikah.

    BalasHapus
  3. Kondisi speech delay bisa saja terjadi, ya, Kak. Interaksi dan simulasi dini sangat diperlukan sebagai salah satu usaha.

    BalasHapus
  4. jadi makin banyak tahu soal speech delay ini, kebetulan sering antar ibu terapi saraf, sering lihat juga anak-anak yang sedang terapi karena speech delay, rata-rata memang di atas tahun

    BalasHapus
  5. Bener nih, mamahnya harua rajin menstimulasi sengan banyak ngajak ngobrol yaa, karena biasanya anak yg apeech delay, jarang diajak komunikasi sejak bayi bahkan sejak dalam kandungn. TFS kak.

    BalasHapus
  6. Saya pernah ada di posisi khawatir anak saya speechdelay, karena dia baru bisa bicara mengucapkan kosakata sejak usia 24 bulan, tetapi setelahnya penambahan kosakatanya per hari cepat banget, alhamdulillah lega rasanya

    BalasHapus
  7. Akhir-akhir ini banyak menemukan kasus anak yang speech delay. Bukan orang jauh, tetapi orang yang ada di sekitar kita. Konon, itu merupakan dampak dari pemberian akses gadget yang berlebihan.

    BalasHapus
  8. Keponakanku juga ada yg speech delay tapi alhamdulillah sekarang sudah cerewet cmn ya gitu pengucapannya nda jelas. Dia bisa mengucapkan 2-3 kata dalam 1 kalimat di usia 2,5 tahun. Setelah itu dy mulai cerewet, mungkin krn jarang diajaknbicara sm orang tua dan tiap hari dy nonton youtube channel anak2 bhs inggris jadi kosa katanya kebanyakan bhs inggris

    BalasHapus
  9. Rajin mengobrol dengan anak, agar anak mendapatkan lebih banyak kosakata baru. jarang diajak komunikasi memang membuat kemampuan komunikasi anak jadi tumpul.

    BalasHapus
  10. Kadang kalau melihat anak yang alami speech delay ini, bawaan pengen marah terus ya. Ini justru malah bikin anak semakin gak nyaman dan gak PD untuk berbicara. Semoga ortu ortu sekarang diberikan ilmu yang cukup untuk mendidik anaknya.

    BalasHapus
  11. Salah satu cara yang sering aku lakukan untuk anak adalah sering mengajaknya ngobrol. Juga keponakanku yang masih kecil.
    Tapi memang tiap anak punya kemampuan berbeda-beda ya mba.

    BalasHapus

Terima kasih sudah berkunjung dan memberi komentar.

Follower