Jangan Pesimis Mom, Anak Speech Delay Bisa sembuh, Kok

21 comments
Anak speech delay bisa sembuh

Anak didiagnosis speech delay memang membuat orang tua sedih. Namun, Mom nggak perlu khawatir karena speech delay bisa sembuh Insya Allah. 

Banyak pengalaman anak speech delay bisa sembuh setelah terapi wicara. Mom juga perlu memperhatikan apakah speech delay anak tidak diikuti dengan gangguan lain seperti autis, ASD atau gangguan pendengaran. 

Jika diikuti gangguan tersebut maka Mom harus fokus mengatasi gangguan tersebut dahulu karena nanti anak akan bisa bicara pelan-pelan. Jadi Mom nggak perlu khawatir ketika anak didiagnosis speech delay.

Pengalaman Anak Speech Delay Bisa Bicara

Tulisan ini akan membahas pengalaman anak speech delay yang sembuh.

Sabar Menemani Anak Terapi Speech Delay

Pertama, saya bahas pengalaman seorang anak usia 2 tahun didiagnosis ASD. Ciri-ciri autis pada anak terlihat padanya. Hal itu memang membuat si anak belum bisa ngomong lancar seusianya. Selama bertahun-tahun, si anak melakukan terapi wicara, terapi okupasi, dan terapi lainnya.


Orang tua tetap mengajak anak untuk terapi meskipun dengan biaya yang tidak sedikit. Orang tua menganggap bahwa anaknya cukup terlambat dilakukan terapi sehingga sedikit sulit dan lama. Hingga akhirnya, semakin lama si anak sudah bisa melakukan interaksi, bisa menyebut beberapa kata. Hingga di usia 7 tahun, si anak sudah bisa berbicara dan berinteraksi. Tantrum juga sudah berkurang. Anak juga sudah melakukan kontak mata.

Seorang ibu lainnya khawatir karena anak usia 20 bulan belum bisa bicara. Si anak hanya bubbling gitu. Kebetulan didiagnosis autis juga. Kemudian ibunya melakukan terapi di tempat khusus terapi speech delay. Karena sempat pandemi, akhirnya si ibu melakukan terapi untuk anak di rumah. Anaknya diajak ngomong dengan lebih intens, lebih cerewet dibanding sebelumnya, bermain montessori, membatasu screen time dan tidak menggunakan bahasa lain. Akhirnya si anak tiga tahun bisa bicara dan perkembangannya sangat cepat.

Cukup Terapi di Rumah dengan Kondisi Tanpa Autisme

Kedua adalah anak speech delay yang tidak mengalami gangguan lain seperti autis, ASD atau gangguan pendengaran. Pengalaman anak speech delay tanpa autis ini biasanya mereka melakukan terapi di rumah. Dan ini butuh konsistensi dan kedisiplinan orang tua. Terapi anak speech delay bisa bermacam-macam. Bisa melakukan jalan di titian, bisa terapi sensorik, terapi wicara dan masih banyak lagi. Saat orang tua rutin melakukan terapi di rumah untuk anak speech delay, tanpa disadari perkembangan bicara anak lebih baik.

Seorang ibu yang lain memiliki anak yang speech delay di usia 2 tahun. Ibu itu pun memeriksakan ke dokter anak dan dokter syaraf. Dokter mengatakan tidak ada masalah hanya keterlambatan bicara saja. Jadi si ibu memutuskan untuk melakukan terapi di rumah. Dengan terapi yang intensif, akhirnya sang anak mulai banyak mengeluarkan kosakata dalam waktu dua minggu.

Anak Speech Delay Bisa Bicara Berkat Nutrisi

Nah, cerita dari saya beda lagi Mom. Sekarang sedang proses melakukan stimulasi pada anak yang terlambat bicara. Ini cerita anak ketiga saya. Alhamdulillah dua anak saya tidak mengalami speech delay. Anak saya pertama di usia 2 tahun sudah bisa menceritakan apa yang dia gambar dengan kalimat sederhana. Ibu saya mengatakan juga anak beda-beda kemampuannya. Awalnya saya tenang tapi lama-lama gelisah.

Entah mengapa yang ketiga mengalami speech delay padahal kalau dipikir harusnya dia akan bisa cepat bicara karena ada kakak-kakaknya yang sering bermain bersama dan jarak usianya cukup dekat. Nyatanya, di usia 20 bulan dia belum bisa bicara. Kosakatanya bisa dihitung lima jari tangan. Hanya bisa mengatakan ayah, kakak, adik. Awalnya saya mau membawanya ke dokter anak karena saya khawatir anak saya mengalami tanda-tanda seperti autis.

Setelah tanya-tanya keluarga saya yang anaknya didiagnosis autis dan membandingkan pada anak saya, saya menganggap anak saya speech delay. Saya tidak jadi mengajaknya ke dokter karena saya tonton video di Youtube yang menceritakan anaknya dibawa ke dokter dan dokter menyuruh stimulasi di rumah. Jadi saya melakukan stimulasi saja di rumah. Nah, setelah itu saya gencar memberikan stimulasi mulai dari puzzle, mengajak baca buku, mengajak bicara pelan-pelan. Saya termasuk orang tua yang hampir nggak pernah memberikan screen time. Hanya sesekali kalau dia mau lihat galeri di hp atau saat riweuh di luar. Dan ini saya baru sadari mungkin kakak-kakaknya kalo bicara cepet hasilnya anak saya yanv ketiga nggak bisa ngikutin.

Saya juga melakukan pijat di area wajah dan lidah, menyuruhnya meniup sedotan atau pluit. Termasuk juga saya berdoa minta sama Allah agar anak saya segera lancar bicaranya. Dan masyaAllah.. dia merasa senang karena ibunya mengajaknya ngomong (alhasil urusan rumah gak keurus wkwk). Dalam dua hari dia nambah 1 kata. Bagi saya ini kemajuan banget.


Terus saya evaluasi diri juga mengenai asupan makanannya. Anak saya semuanya setelah MPASI nggak ada yang doyan makan kecuali jajan. Saya ingat, anak pertama saya sudah minum susu formula selain ASI saat usia 1,5 tahun. Begitu juga anak kedua saya. Sementara anak ketiga, saya tidak memberinya susu formula tapi hanya ASI dan mengalami GTM alias Gerakan Tutup Mulut.

Akhirnya saya berikan anak ketiga saya susu formula. Anehnya, sehari minum dia nambah 1 kata. Begitu pun seterusnya sampai susu formula habis.. dia sudah menambah banyak kosakata. Akhirnya saya nggak memberikan sufor lagi. Saya nggak beri susu apa-apa lagi. Dan yah perkembangannya biasa aja. Nggak ada penambahan kata yang signifikan.. makan pun biasa. Saya merasa kok bisa ya... tapi ini kenyataan anak bisa bicara setelah minum sufor. Wah. Bisa dibully sama mamak-mamak se-Indonesia ini. Terus saya kasih deh susu kambing. Dan beberapa kata nambah meski nggak secepat minum sufor.

Dan sekarang memang lagi proses sih Mom. Di usianya 2,5 tahun kata-kata yang bisa dia sebutkan : hiu, paus, tikus, gajah, lumba-lumba, ayah, ibu, adik, kakak, akung, ti (uti), atuk, susu, mau, sate, nasi, howil (hotwheel), peda (sepeda), kuah, buah, air, andi (mandi), ikut, aku, hape, adu (madu), teh, kambing, duduk, bobo, inyak (minyak), amuk (nyamuk), tempe, tahu, tipi (tv), gigi, angan (tangan), popok, pipis, e’ok, kereta.. (nanti diupdate kalo inget lagi yaa)

Bisa dibilang masih sedikit ya Mom tapi itu masih mending daripada sebelumnya Cuma bilang ayah, adik, kakak, ibu.

Jadi Apa Speech Delay Bisa Sembuh?

Dari pengalaman di atas, apa speech delay bisa sembuh? Dengan izin Allah bisa yaa Mom.. jadi kita sebagai ibu harus kuat dan sabaaaarrrrr memberikan stimulus-stimulus pada anak agar bisa bicara. Terapi di rumah untuk anak terlambat bicara memang tidak sulit tapi butuh ketelatenan, kesabaran dan konsistensi. Semangat ya Mom semua yang sedang berjuang membuat anak bisa bicara.

Next PostPosting Lebih Baru Previous PostPosting Lama Beranda

21 komentar

  1. Semangat ya buat Ibu-ibu yang punya tantangan lebih besar. Bismillah yakin bisa sembuh. Aku pernah merasa anak aku seperti speech delay karena di banding teman seusianya yang lain jauh lebih lancar dan jelas. Tapi, anakku masih satu kata aja dan itu pun belum jelas. Tapi aku terus latih ajak ngobrol terus Alhamdulillah sekarang udah lebih jelas dan bisa dimengerti orang lain selain orang tuanya.

    BalasHapus
  2. Sempet juga sih saya mengira anak mengalami Speech Delay waktu sebelum TK, tapi setelah rajin diberi stimulasi dan diajak bicara, alhamdulillah ngomongnya jadi lancar dan rajin bertanya. Hanya saja mungkin dia masih malu klo banyak bicara di depan teman-temannya

    BalasHapus
  3. Semoga Ibu Ibu di zaman sekarang bisa memberikan yang terbaik untuk anak-anak ya. Ya, termasuk dari saya generasi baru. Sedih juga sih menjadi generasi yang mendapatkan pola pengasuhan kureng dari ortu dulu. Alami speech delay dan sering kena marah, dan dianggap lemah, dan pas dah besar eh malah diandalkan.

    BalasHapus
  4. Sabar menjadi kunci penting untuk menghadapi anak speech delay. Memahami segala hal memiliki waktunya tersendiri itu penting ya.

    BalasHapus
  5. Perkembangan setiap anak itu berbeda-beda ya, ada yang cepat berbicara dan ada juga yang lambat bicaranya.
    Yang pasti setiap orang tua pasti akan memberikan yang terbaik untuk anak mereka.

    BalasHapus
  6. Ooh baru tahu kalau pemberian sufor juga bisa jadi cara stimulasi anak berbicara. Saladin dulu speech delay mbak. Malah baru bisa ngomong di usia 3 tahunan. Kata psikolog penyebabnya karena bingung bahasa jadi kudu konsisten bahasa ind aja. Eh bahasa ibunya malah english.

    BalasHapus
  7. Semangat untuk para orang tua yang terus sabar dan telaten untuk membersamai si kecil dan terus memberi stimulus agar semakin lancar bicaranya.

    BalasHapus
  8. Peluang tentu ada. Masih bisa disembuhkan ya kak.
    Semangat dan kesabaran yang kuat untuk para ibu, tentunya menjadi penguat.

    BalasHapus
  9. Berarti anak ini harus atas diagnosis dokter ya Mbak kalau mengalami speech delay? Jadi tidak boleh mengdiagnosis sendiri. Misalnya nih, anak kita terlambat bicara dibanding anak seusianya, kita tidak boleh main diagnosis sendiri itu, ya?

    BalasHapus
  10. Iya benar itu
    Anak speech delay bisa sembuh
    Selama oran tua terus memberikan stimulasi
    Dan bila perlu meminta bantuan terapi dari ahlinya ya mbak

    BalasHapus
  11. Insyaallah bisa sembuh ya. Krn aku juga ada sodara yg mengalami speach delay. Cuma memang kurang ada penanganan. Kasian sih anaknya. Tp sekarang sudah bisa pelan² diajak bicara dan menanggapi omongan orang.

    BalasHapus
  12. Yess insyallah bisa kok atas izin Allah. Mungkin memang ibu atau bapaknya harus rajin observasi anaknya gimana. Sama rutin stimulasi dari Multisensori

    BalasHapus
  13. Insya Allah anak anak mengalami Speech Delay bisa sembuh dan akan bisa berbicara dengan normal. dan pada dasarnya orang tua juga kuat dan sabar. Hanya para tetangga saja yang kadang gatal mulutnya ngomong ini itu,seakan mereka yang maha tahu dan benar.
    Jadi semangat terus.

    BalasHapus
  14. Iyaa setuju bangett! Anaknya temenku juga didiagnosa speech delay dan harus terapi seminggu 2x dan alhamdulillaah 6 bulan kemajuannya pesat bangett

    BalasHapus
  15. Peran penting orang tua untuk terus bersabar dalam menemani ananda di sini sangat dibutuhkan oleh anak ya, Kak. Saat orang tua bersabar, berdoa, dan berikhtiar maksimal untuk ananda, maka pasti akan ada jalan.

    BalasHapus
  16. Wah luar biasa sekali perjuangan seorang ibu ya Moms. Tapi memang saya pun memiliki kerabat yang anaknya speech delay dan.bisa teratasi dengan rajin terapi. Namun saya baru tahu juga kalau pemberian nutrisi berpengaruh ya mbak.

    BalasHapus
  17. tenang mba, gal saya bully kok karena pakai sufor, hehehe. tapi aneh juga ya bisa gitu ya pakai sufor langsung ada perubahan pada kemampuan bicara. sudah konsul ke dokter tentang ini gak kak? saya penasaran juga. karena tetangga saya anak bungsunya juga speech delay, tapi kalo secara fisik sehat dan gak ada gangguan lain

    BalasHapus
  18. tenang mba, gal saya bully kok karena pakai sufor, hehehe. tapi aneh juga ya bisa gitu ya pakai sufor langsung ada perubahan pada kemampuan bicara. sudah konsul ke dokter tentang ini gak kak? saya penasaran juga. karena tetangga saya anak bungsunya juga speech delay, tapi kalo secara fisik sehat dan gak ada gangguan lain

    BalasHapus
  19. Sepertinya memang kita coba dulu lebih intens berinteraksi dengan anak ya mengajaknya bicara. Sepertinya terapi di rumahlebih efektif, ya kalau memang tidak memiliki gejala autis atau ASD

    BalasHapus
  20. bener, bisa sembuh :) memang butuh perhatian dan perlakuan khusus ya, biar maksimal perkembangannya

    BalasHapus
  21. Haturnuhun ka Lita sudah berbagi.
    Saya pun pernah mengalami Anak Speech Delay. Dan memang bukan sekedar "Oh, anaknya sih.. bingung bahasa."

    Jadi, inget banget waktu itu diajarin terapi sendiri di rumah sama mama papa mertua. Lalu setiap hari saya praktekkan di rumah. Dan ga ada hasil yang instan. Harus ekstra sabar dan doa, ini benar sekali.

    Semoga Allah beri kemudahan dan kesabaran bagi para orangtua yang menjalani proses membimbing Anak Speech Delay.

    BalasHapus

Follower