Keberhasilan Agent of Change dalam Pengembangan Kampung Berseri

15 comments


 Pernahkah terbayang bagaimana kehidupan masyarakat yang tinggal dekat dengan Tempat Penampungan Sampah (TPS) atau Tempat Penampungan Akhir (TPA) Sampah?

Dulunya, di wilayah timur kota Surabaya, terdapat kampung yang terkenal kumuh dan dekat dengan eks TPA. Namanya Kampung Keputih Tegal Timur Baru, Sukolilo. Sekarang menjadi Kampung Berseri Astra Surabaya.

Dulu, kondisi bangunan tidak sesuai standar kenyamanan, keamanan, kesehatan dan lainnya. Penyediaan air minum yang terbatas karena tidak ada perpipaan PDAM. Pengelolaan persampahan buruk. Sampah-sampah berserakan. Pengelolaan air limbah buruk. Lingkungan kampung Keputih Tegal Timur Baru terlihat gersang. Tak ada tanaman yang meneduhi lingkungan mereka. 

Wilayah ini terisolasi dari hiruk pikuknya Kota Surabaya. Sebuah kampung yang tak banyak dikenal oleh masyarakat luas, khususnya Surabaya. Penduduknya merupakan golongan prasejahtera dengan mata pencaharian buruh, pemulung, dan lainnya. 

Hingga muncul pertanyaan-pertanyaan dari masyarakat untuk membuat perubahan yang lebih baik pada kampung Keputih Tegal Timur Baru.

Bagaimana agar kampung ini menjadi lebih baik sehingga dikenal orang?

Bagaimana agar orang mau berkunjung ke kampung mereka?

Musyawarah antar warga pun dilakukan. Mereka mulai berembug pada setiap permasalahan penataan lingkungan di Kampung Keputih Tegal Timur Baru. Masyarakatnya sendiri siap menjadi agent of change untuk hidup yang lebih baik.

Seberapa jauh kampung Keputih Tegal Timur Baru bisa menjadi agent of change?

Gapura KBA Keputih


Sampah Tak Lagi Berceceran

Mereka harus memikirkan bagaimana agar masyarakat tidak lagi membuang sampah sembarangan, bagaimana agar lingkungan mereka bebas sampah, bahkan bisa menghasilkan.

Sebagai daerah yang jauh dari pusat kota membuat petugas sampah dari Dinas Kebersihan tidak mengangkut sampah di kampung mereka. Masyarakat kampung Keputih Tegal Timur Baru, Sukolilo, berinisiatif menyediakan petugas sampah dari kampung mereka. Biayanya diperoleh dari hasil iuran kebersihan warga. Bisa dibayangkan, golongan prasejahtera itu masih harus membayar iuran kebersihan. Mereka tetap berkomitmen untuk membuat lingkungan mereka bersih dan layak dikunjungi.

Tak hanya menyediakan petugas sampah sendiri, masyarakat sudah paham bahwa sampah-sampah yang mereka hasilkan setiap hari masih bisa dijual kembali. Tentunya, ini bisa menambah penghasilan masyarakat.

Mereka belajar mengelola Bank Sampah. Pihak kecamatan melatih mengelola Bank Sampah pada masyarakat kampung Keputih Tegal Timur Baru. Awalnya, memang susah untuk memisahkan sampah basah, sampah kering dan B3 (Bahan Berbahaya dan Beracun). Seiring berjalannya waktu, kebiasaan memilah sampah membuat masyarakat tidak lagi kesulitan.

Hasil pemilahan sampah mampu sedikit tambahan pendapatan masyarakat kampung Tegal Timur Baru untuk kebutuhan sehari-hari.

Gayung pun bersambut, PT. Astra International Tbk memberikan bantuan kepada Kampung BERSERI Astra Keputih Tegal Timur Baru Surabaya (Bersih, Sehat, Cerdas, dan Mandiri),  untuk merenovasi bangunan Bank Sampah yang sudah ada ditambah dengan papan nama Bank Sampah.

Kampung Menjadi Lebih Hijau

Kampung yang dulunya gersang kini disulap menjadi kampung yang asri nan hijau. Awalnya, para masyarakat desa merasa perlu untuk menambah tanaman-tanaman di depan rumah mereka. Mereka membeli tanaman sendiri walaupun hanya tanaman-tanaman kecil. Pot-pot kecil diletakkan di depan rumah masing-masing. Tanaman-tanaman itu pun merupakan hasil swadaya masyarakat.

Kampung yang Asri di Kampung Keputih Tegal Timur Baru



Tak hanya itu, warga bergotong-royong untuk mempercantik kampung dengan memberi pagar dan mengecat bagian pinggir jalanan berpaving, mengecat pot-pot bunga dan pagar bambu di depan rumah.

Tak hanya swadaya masyarakat, PT. Astra International Tbk melalui program Corporate Social Responsibility (CSR) memberikan bantuan yang berwujud Rumah Toga dan beberapa pot-pot untuk diletakkan di depan rumah warga. Tanaman merambat Markisa juga ditanam di depan rumah-rumah warga.

Tanaman Markisa Meneduhi Jalanan di Kampung Keputih (dok.pribadi)

Berdasarkan data dari Khasanah (2015), pembangunan yang Astra laksanakan dari Juni 2013 hingga akhir 2014 berupa pengembangan pusat pembibitan tanaman dengan pemberian 8100 bibit tanaman produktif seperti Cabe, Terong, dan Tomat, dan bibit tanaman hias seperti Markisa dan Anggur.


Air Terbatas, Bukan Alasan Untuk Menyerah

Masalah tak hanya selesai sampai penyediaan vegetasi saja tapi masyarakat mengalami kesulitan air untuk menyirami tanaman. Masyarakat kampung Keputih Tegal Timur Baru berada di daerah yang sulit dijangkau dengan air bersih. Kualitas air pun kurang bagus. Sebenarnya ada Master Meter dari PDAM masuk ke kampung tapi sayanganya debitnya terlalu kecil sehingga saat pagi dan sore masyarakat tidak kebagian. 

Agar tetap bisa hidup, masyarakat harus mengambil dan membeli air di sumber PDAM dengan jerigen atau membeli air pada warga yang dialiri PDAM. Ada juga yang mengambil air di Bumi Marina. Masyarakat pun harus mengeluarkan uang yang tidak sedikit. Sebulan bisa sampai ratusan ribu. Kondisi itu berjalan hingga bertahun-tahun lamanya. Bahkan sampai saat ini.

Persediaan air yang terbatas tak membuat mereka menyerah untuk menyediakan vegetasi pada kampung mereka dan menyirami tanaman-tanaman tersebut.

Mengetahui permasalahan tersebut PT. Astra International Tbk bekerjasama dengan Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) membangun Water Treatment Plant (Instalasi Pengolahan Air) untuk memenuhi kebutuhan air bersih sehari-hari warga.

Water Treatment Plant di Keputih

Masyarakat membayar delapan jerigen air untuk harga Rp. 2.000,-. Harganya lebih murah daripada harus membeli air dari PDAM seharga Rp. 10.000,- untuk delapan jerigen (Khasanah, 2015).
Warga Kampung Keputih Menampung Air di Jerigen

Kendala penggunaan WTP adalah saat air sungai surut, air di WTP tidak bisa dimanfaatkan karena rasanya asin sehingga masyarakat membeli air di jerigen-jerigen dari wilayah lain. 

Pembangunan Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) di depan musholla juga membantu masyarakat membuat sisa air wudhu untuk menyirami tanaman.

Air Hasil IPAL untuk Menyiram Tanaman

Menuju Kampung yang Cerdas

Tak hanya ingin mengubah lingkungan menjadi bersih, sehat dan hijau, PT. Astra International Tbk membangun Rumah Pintar untuk meningkatkan budaya literasi masyarakat. Awalnya bangunan Rumah Pintar itu adalah balai RT. Rumah Pintar pun diresmikan oleh Bu Ani Yudhoyono tahun 2014. Bangunan dua lantai tersebut berisi buku bacaan anak-anak, alat permainan edukatif, pembelajaran audio visual, computer, printer, dan sentra kriya.

Hanya saja, Rumah Pintar ini belum begitu efektif dan masyarakat belum menggunakannya secara maksimal untuk meningkatkan budaya literasi.

Kampung yang Mandiri

Selain pengumpulan sampah kering di Bank Sampah yang bernilai ekonomis, sampah basah dikumpulkan di Rumah Kompos yang kemudian diolah menjadi pupuk kompos. Tentunya dapat menambah penghasilan masyarakat. Menurut Khasanah (2015), Setiap bulannya Rumah Kompos dapat memproduksi 500 kilogram pupuk kompos dengan penghasilan sebesar Rp. 1.000.000,-. Sedangkan setiap bulannya Bank Sampah dapat mengumpulkan 500 kilogram barang bekas (Khasanah, 2015). Tanpa kerja sama dan komitmen masyarakat untuk menjalankan Bank Sampah dan Rumah Kompos, maka bantuan dari Astra tersebut tak optimal memberi manfaat.

Kehadiran Rumah Jamur yang dikelola oleh warga dengan bantuan dari Astra, khususnya RT 8, rupanya memberikan nuansa baru bagi geliat perkembangan perekonomian kampung. Usaha Kecil dan Menengah (UKM) juga tumbuh di kampung tersebut, seperti UKM Tempe, UKM Saridele, UKM Kerupuk, dan UKM Binatu (Laundry). 

Sayangnya, usaha pengolahan Markisa tidak berjalan karena tanaman Markisa yang semakin menurun. Harapannya bantuan-bantuan tersebut untuk mewujudkan masyarakat yang mandiri dalam perekonomian.

Mural Graffiti Pengolahan Buah Markisa

Menuju Masyarakat yang Sehat

Dulunya, banyak warga yang tidak punya kamar mandi sendiri sehingga dibangun MCK (Mandi, Cuci, Kakus) Komunal. Saat saya kesana, saya melihat MCK Komunal tersebut seperti kurang terawat atau mungkin tidak terpakai dan kurang terjaga kebersihannya.

MCK Komunal di Keputih Tegal Timur Baru

Kampung Keputih Tegal Timur Baru juga memiliki lapangan olahraga yang tak hanya dimanfaatkan untuk berolahraga (futsal, voli, bulutangkis, dan basket) tapi juga untuk kegiatan sosial kemasyarakatan seperti perayaan kemerdekaan Indonesia dan pertemuan lainnya.

Pembawa Perubahan

Bukan sebuah perjalanan yang singkat untuk menjadi Kampung Berseri Astra. Warga bergotong-royong menciptakan lingkungan yang hijau, bersih dan sehat untuk mengikuti lomba kebersihan tingkat kota Surabaya. Sampah-sampah tidak lagi berserakan. Vegetasi banyak menghiasi sepanjang jalan kampung. Bank Sampah yang dikelola masyarakat mengubah perilaku mereka sedikit demi sedikit untuk lebih memanfaatkan sampah. Walaupun akhirnya masuk dalam peringkat 500 besar tapi lingkungan mereka menjadi lebih baik dari sebelumnya.

Hingga pada akhirnya Kampung Keputih Tegal Timur Baru terpilih menjadi Kampung Berseri Astra yang merupakan program Corporate Social Responsibility (CSR) dari PT. Astra International Tbk. 

Kenapa bisa terpilih? 

Menjadi Kampung Berseri Astra, sebuah kampung harus memenuhi kriteria-kriteria yang telah ditentukan. Kampung Keputih Tegal Timur Baru telah memenuhi kriteria-kriteria seperti tata lingkungan yang baik, memiliki sifat gotong-royong, dan kemudahan akses untuk sosialisasi dan pengawasan program.

PT. Astra International Tbk bersama masyarakat Kampung Keputih Tegal Timur Baru sudah melakukan pengembangan penataan lingkungan yang akhirnya membawa kampung tersebut beberapa kali menjadi pemenang dalam lomba Green and Clean Kota Surabaya.

Sejak Juni 2013, Astra melakukan pengembangan-pengembangan lingkungan agar kampung tersebut menjadi kampung yang bersih, asri dan menjadi pusat edukatif. Dalam jangka 2013-2015, Astra telah memberikan bantuan barang bernilai Rp. 400.000.000,- untuk merenovasi balai RT menjadi Rumah Pintar, membangun Rumah Kompos, membangun WTP, IPAL, Bank Sampah, pembelian mesin pencacah sampah organic, bibit tanaman, pemavingan lapangan, pembelian bamboo untuk batas jalan, polybag, pembangunan gapura, pengecatan bamboo dan gapura, dan peresmian Kampung Berseri Astra Surabaga tanggal 14 Oktober 2014. Harapannya, di tahun 2020, Kampung Keputih Tegal Timur Baru akan menjadi ikon kota Surabaya.

Beberapa penghargaan yang pernah diterima antara lain Pemenang Green and Clean Tema Lingkungan Berbunga Kategori Pemula Tahun 2013, Partisipasi Masyarakat Terbaik Green and Clean Kategori Berimbang Tahun 2014, Pengelolaan Lingkungan Terbaik Green and Clean Kategori Maju Tahun 2015, Partisipasi Masyarakat Terbaik Kategori Maju tahun 2016, dan masih banyak lagi.

Astra bersama masyarakat kampung tersebut masih terus mengembangkan lingkungan kampung tersebut agar berhasil mewujudkan Kampung Keputih Tegal Timur Baru menjadi kampung BERSERI atau Bersih, Sehat, Cerdas, dan Mandiri.

Progress is impossible without change, those who cannot change their minds cannot change anything
- George Bernard Shaw -

Perkataan Bernard Shaw, seorang novelis asal Inggris, mungkin benar untuk siapapun yang ingin membuat perubahan lebih baik dalam hidup. Tidak mudah mengubah perilaku yang sudah melekat dalam suatu individu.

Menjadi masyarakat yang bertindak sebagai agent of change di kampung Keputih Tegal Timur Baru adalah sebuah pekerjaan yang tak mudah. Bukan berarti tak mungkin. Masyarakat kampung tersebut memiliki semangat dan kerja keras untuk mengubah lingkungan mereka menjadi lebih baik. Mereka bisa membuktikan dengan mengubah mindset mereka ke arah yang positif. Itulah agent of change.

Tak cukup hanya mengandalkan bantuan dari PT. Astra International Tbk,  keikutsertaan masyarakat kampung Keputih Tegal Timur Baru dalam pengembangan kampung menjadikan kampung tersebut berseri dan lebih hidup.



DAFTAR PUSTAKA
Khasanah, Anisa Nur. 2015. Implementasi Program Corporate Social Responsiility Pt. Astra International Tbk Di Kampung Berseri Astra. Jurnal Publika Vol 3, No 2  Tahun 2015.
Prasetyo, Galih Adi. 2017. Air Jagir Bisa Siap Pakai Dengan WTP. https://www.pressreader.com/indonesia/jawa-pos/20170724/282278140394299




Next PostPosting Lebih Baru Previous PostPosting Lama Beranda

15 komentar

  1. Bisa jadi contoh buat kampung-kampung lain ini... Tetapi dana pengembangannya cukup besar juga, jadi tiap kampung agaknya harus kerja ekstra utk jadi kampung seperti ini...

    BalasHapus
    Balasan
    1. iya betul… untungnya ada CSR jadi bisa membantu memperbaiki lingkungan mereka

      Hapus
  2. Salut sama orang yang bersedia dan sadar untuk berubah, bukan menunggu bantuan dulu baru berubah. Ini keren, penggiat perubahan yang perlu diapresiasi dan didukung. Bisa dijadikan tempat wisata yang juga menambah penghasilan penduduk sekitar.

    BalasHapus
  3. Program mereka bisa jadi inspirasi nih buat warga yang dekat dengan TPA seperti di daerah Supit Urang. Sering dengar nama kampung ini tapi tiap ke Surabaya belum sempat mampir.

    BalasHapus
    Balasan
    1. iya bener mbak.. tinggal komitment dari warga aja...

      Hapus
  4. Warga desa berhasil membuktikan bahwa desa mereka kini berubah 180 derajat menjadi lebih asri dan bisa hidup mandiri, walaupun masih perlu banyak perbaikan semoga pemerintah bisa memberi solusi bersama

    BalasHapus
  5. Kereeen..reportasenya luengkap.. Kalau urusan gini lita jago deh..
    Semoga menang ya..

    BalasHapus
    Balasan
    1. aammiinn..makasih mba.. masih banyak belajar bikin feature hehe

      Hapus
  6. Malu banget sama warga Keputih.

    Semoga bisa kita contoh dalam keseharian, bukan cuma semangat pas ada lomba aja

    BalasHapus
    Balasan
    1. iya bener mba. mereka sudah membuktikan sebelum ikut lomba..

      Hapus
  7. jadi inget juga sama kutipan "Allah tidak akan mengubah suatu kaum kalo mereka tidak mau berubah". Dari warga Keputih aku jadi belajar perubahan dimulai sejak dini dari diri sendiri ya. Keren! Salut!

    BalasHapus
  8. Keren tulisannya. Selama baca aku jadi teringat kampoangku nan jauh di mato. Kalo bisa kayak desa keputih ini pasti mantab.

    BalasHapus

Follower