Hotel Kartika Chandra : Old-Fashioned Yang Elegant

6 comments
Setelah tiba di bandara Halim Perdanakusuma, Jakarta, pukul enam sore, aku sempat bingung mau naik apa ke tempat acara. Kalau dari bandara sih yang murah biasanya pakai bus DAMRI tapi ya gitu harus menunggu cukup lama. Apalagi jam acara dimulai pukul tujuh malam. Jadi aku harus pilih kendaraan yang bisa cepat. Apalagi kalau bukan taksi? Tinggal memutuskan taksi online atau taksi bandara. 

Begitu keluar pintu kedatangan, aku nggak melihat counter-counter taksi bandara walaupun banyak taksi bandara berkeliaran. Di tempat lain, kulihat beberapa orang memenuhi counter taksi online.
Apa ikut antri taksi online kali ya? Duh, tapi aku nggak punya aplikasi taksi online soalnya tabletku nggak support untuk aplikasi macam itu. Sebenarnya bisa aja sih ngehubungi saudara yang bisa pesankan taksi online, tapi kok ekspresi orang-orang yang berdiri di counter taksi online pada bete ya. Apa nunggunya lama? Mungkin saja sangat lama.

Akhirnya aku ikut masuk antrian orang-orang yang ingin menaiki taksi bandara. Antriannya memang mengular. Tapi taksi yang datang pun banyak langsung tiga taksi jadi sebenarnya tidak terasa juga. Sekitar 15 menit tiba juga giliranku yang naik taksi.

Kali ini tujuanku ke Hotel Kartika Chandra adalah untuk mengikuti Pertemuan Penulis Tahap Pertama. Pertemuan ini merupakan pertemuan para penulis yang menang sayembara bahan bacaan SD oleh Badan Bahasa Kemdikbud.

Lokasi Hotel Kartika Chandra

Hotel Kartika Chandra ini berada di Jl. Jendral Gatot Subroto Kav. 18-20, Karet Semanggi, Setia Budi, RT.8/RW.2, Jakarta Selatan

Ternyata hotel ini berada di deretan bangunan-bangunan penting di ibukota. Jadi nggak begitu sulit mencarinya. Hanya saja waktu itu lagi jam pulang kantor sekitar jam setengah tujuh malam. Alhasil, jalanan di google map berwarna merah. Banyak titik-titik macet. Sempat khawatir juga karena jam tujuh malam acara selanjutnya dimulai.

Sebenarnya Pak Sopir menyarankan lewat tol saja biar cepat tapi kami sama-sama nggak punya e-money.  Bapaknya sempat bilang nekad aja lewat tol tanpa e-money tapi nanti pinjam e-money mobil belakang.

Haduh, repot banget deh. Akhirnya aku bilang lewat bawah aja. Nggak usah lewat tol.

Alhamdulillah walaupun melewati macet setidaknya nggak telat-telat banget sampai tempat acara.

Begitu sampai hotel, aku takjub. Dari luar bangunannya mewah banget dan besar.

Hotel Kartika Chandra dari depan (traveloka.com)


Parkir hotel

Parkir hotelnya luas banget. Kalau aku disuruh jalan kaki dari depan gerbang hotel ke lobby hotel dengan bawa anak dan tas mungkin aku sudah pingsan kali saking luasnya.

Di sebelah hotel ada bioskop XXI juga. Wah, kebayang nih kalau sudah selesai acara pada nonton di bioskop. Tapi aku nggak mungkin sih soalnya bawa bayi, hehe.

Bangunan Hotel

Kalau dilihat-lihat dari luar, bangunan hotel Kartika Chandra seperti bangunan tua. Kutebak hotel itu dibangun sekitar tahun 1980/1990-an. Walaupun begitu, bangunan ini terlihat mewah dari luar.

Keramahan Pegawai Hotel

Taksi pun menurunkan aku di depan pintu lobby. Seorang pegawai hotel berpakaian jas hitam dan kopi hitam menyambutku dengan senyuman ramah.
Kubilang, “Saya mau ikut acara badan bahasa.”

Ia pun mempersilakanku untuk check in terlebih dahulu. Aku pun setuju karena ingin menaruh barang-barang di kamar. 

Di resepsionis, seseorang menerimaku dan memberikan sebuah daftar nama setelah tahu bahwa aku salah satu peserta pertemuan. Aku menandatangani daftar nama itu. Aku sekamar dengan teman yang sudah cukup kukenal. Namanya Mbak Ira Diana.

Lobi Hotel Kartika Chamdra

Aku pun menuju ke kamar setelah mendapatkan kunci yang berupa kartu dari pegawai resepsionis.

Kamar Old-fashioned dan Elegant

Begitu masuk kamar, lampu redup kamar hotel bintang 4 ini membuat mataku ingin terlelap. Ups, aku ingat kalau harus ikut materi. Aku rebahkan si kecil di tempat tidur yang lagi tertidur pulas.

Tempat tidur twin-bed memang diperuntukkan untuk aku dan Mbak Ira. Tapi aku nggak lihat barang-barang Mbak Ira. Mungkin Mbak Ira nggak nginep di hotel? Soalnya Mbaknya memang tinggal di Jakarta. 

Aku mencoba mengatur suhu kamar agar tidak kedinginan. Tapi aku kaget karena AC nya nggak seperti AC masa kini. Tombolnya juga berbeda. Semua tombol di kamar benar-benar tombol old-fashioned!

Aku seperti sedang memecahkan teka-teki. Kulihat dan kuperhatikan dengan seksama tombol AC kamar. Kuharap ada petunjuk yang jelas untuk mengurangi dan menambah suhu. Mungkin karena sudah malam dan lelah jadinya aku nggak begitu teliti. 

Setelah selesai acara, aku penasaran dengan tombol AC. Begitu kulihat lagi, eh ternyata tinggal memutar saja seperti putaran kipas angin. Hehe.

Tombol-tombol lampu pun begitu. Inginnya mematikan salah satu lampu kamar tapi aku nggak menemukan tombolnya. Yang kulihat hanya tombol tua yang kuanggap sebagai tombol lampu kamar. Kutekan-tekan tombolnya, tak ada perubahan. Kucari tombol-tombol lain di setiap sudut kamar tapi hanya tombol tadilah yang kutemukan.

Aku menghembuskan nafas. Sepertinya hotel old-fashioned ini benar-benar membuatku kebingungan. Jadinya aku membiarkan lampu-lampu itu menyala sepanjang siang dan malam hari.

Kamar Hotel Kartika Chandra

Kamar Mandi

Aku mencoba melihat kamar mandi. Jangan-jangan aku harus mencari tombol-tombol ajaib untuk menyalakan air. Ketika kubuka pintu kamar mandi, kulihat wastafel di sebelah pintu kamar mandi dengan tempat tisu berbahan besi tertempel di dinding. Kamar mandinya cukup luas. Di sebelah kiri, ada bathtub dengan shower terletak di atas kran air. Kloset berada di ujung. 

Memang hotel-hotel baru dan modern hampir nggak menggunakan bathtub lagi. Katanya penggunaan bathtub itu membuat air boros dibanding shower.

Melihat kamar mandi sejenak ternyata membuat aku memutuskan untuk mandi saja sebelum ikut acara. Secepat kilat, aku mandi. Untung si bayi masih terlelap. Segera aku gendong lagi dan pergi ke tempat acara.

Hall

Tempat acaranya berada di Gedung sebelah. Jadi aku berjalan kaki melewati restoran hotel yang sudah tutup. Aku baru ingat kalau aku belum makan malam hanya roti dari pesawat untuk mengganjal perutku. Itu belum cukup. Aku berdoa semoga maag ku nggak kambuh. 

Begitu aku tiba di ruang acara dan melengkapi keperluan administrasi, aku pun membuka pintu kayu yang berat dengan ukir-ukiran bunga. Aku lupa nama Hall nya apa ya, hehe.

Acara-acara sudah dimulai. Kursi-kursi sudah penuh terisi peserta. Ada beberapa kursi yang kosong tapi di tengah-tengah. Aku harus blusuk untuk bisa duduk disitu. Akhirnya aku memilih kursi di pojok ruangan. Mungkin kursi untuk panitia. Lebih nyaman karena aku bisa menyusui dengan mudah kalau anakku menangis. Dan lagi aku langsung bisa ngeloyor pergi kalau tangisan anakku tak kunjung berhenti.

Hall hotel Kartika Chandra kubilang cukup mewah. Mungkin karena ada ukir-ukirannya. Dengan jumlah peserta sekitar 150 orang, Hall itu cukup untuk menampung peserta tanpa overload dan masih lowong. Yang pasti AC-nya nggak panas. 

Musholla

Musholla juga disediakan bagi peserta yang ingin sholat tanpa harus ke kamar. Letaknya di sebelah Hall. Ruangannya cukup luas untuk sebuah musholla hotel. Biasanya Musholla ini tempatku menyusui si bayi.


Breakfast

Dengan rate per kamar 800an ribu, aku merasa sangat worth it mendapatkan segala fasilitas yang diberikan termasuk sarapannya. Menurutku selama sarapan di beberapa hotel, menu sarapan di Hotel Kartika Chandra sangat beragam. Ada masakan Indonesia dan masakan Eropa. Tak perlu bingung buat turis asing yang nggak terbiasa dengan makanan kaya rempah bisa menikmati makanan dari negaranya seperti salad sayur, salad buah, roti-roti, wafel. Bagi orang Indonesia juga nggak perlu risau karena makanannya sudah disesuaikan dengan lidah orang indo yang kaya rempah seperti bubur ayam, nasi goreng, capcay, ayam, ikan fillet. Aku kayak orang kalap pas sarapan di sana. Semua menu kucoba. Wkwkwk.

Karena anakku masih 7 bulan. Jadinya aku belikan dia jus buah pepaya tanpa gula dan tanpa konsentrat di resto hotel. Harganya lumayan bowkk. 45 ribu. Wkakaka. Dan anaknya malah makan sedikiitttt. Sedihh.

Oiya, ternyata pas ketemu Mbak Ira katanya nginep di kamar satunya karena dapat jatah dari kantor dan sekalian bawa anaknya, hehe.

Selesai sudah menginap di hotel yang old-fashioned tapi elegant. Acara pun selesai. Tanggungan selesai. Tapi masih ada pertemuan kedua lagi.




Next PostPosting Lebih Baru Previous PostPosting Lama Beranda

6 komentar

  1. Wooowh..juz harganya segittuuu

    BalasHapus
  2. Hotel nya juga ada bioskopnya ya mbak.. wah..

    BalasHapus
  3. Tombol buat lampu ada di meja tengah itu Lit. *ketauandehgenerasinya* ��

    BalasHapus
  4. Waaahh aku belum pernah staycation di situ, old fashioned but expensive ya mbak :D

    BalasHapus

Follower